Pilot Susi Air minta keluarganya jangan mencemaskan dirinya. (Foto: Jubir OPM Sebby Sambom)

PAPUA, Eranasional.com – Posisi Pilot Susi Air yang disandera KKB sudah diketahui.

Saat ini sedang diupayakan agar pembebasannya bisa segera terwujud dalam waktu dekat ini.

Hal tersebut disampaikan Kapuspen TNI, Laksamana Muda Julius Widjojono dalam sebuah video yang belakangan ini viral di media sosial.

Pernyataan Julius Widjojono sejatinya telah mengemuka beberapa waktu lalu.

Akan tetapi sampai saat ini hal tersebut masih menjadi bahan pergunjungan publik.

Dalam pernyataan disebutkan, bahwa medan Papua demikian berat.

Wilayah yang bergunung-gunung dengan lembah yang terjal, cuaca yang tidak bersahabat dan kondisi jalan yang buruk, membuat operasi prajurit TNI tak berjalan mulus.

Meski demikian, dengan tugas dan tanggung jawab yang tinggi, seluruh personel TNI tetap menunaikan tugasnya sebagaimana yang diharapkan.

Pilot Susi Air terlihat sehat dan bugar dihutan Papua bersama KKB. (Foto: Dok. OPM)

Sampai saat ini, Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua masih tetap melancarkan aksinya.

Kelompok Separatis Teroris tersebut tak henti-hentinya melakukan kekejaman walau menelan korban jiwa.

Korban jiwa akibat kebengisan kelompok tersebut, memang umumnya warga sipil, namun mereka selalu mengklaim bahwa yang mereka bunuh adalah intel.

Bahkan atas nama leluhur dan tulang belulang, KKB Papua nekad menyandera pilot Susi Air, Philips Mark Merthens, yang adalah pria berkewarganegaraan Selandia Baru.

Sejak disandera pada 7 Februari 2023 sampai dengan saat ini, KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya belum membebaskan pilot tersebut.

Memang hingga saat ini Egianus Kogoya masih bersikeras menyandera Kapten Philips.

Ia belum bersedia membebaskan korban dari tindak penyanderaan yang dilakukannya.

Sampai sekarang belum diketahui motif yang sesungguhnya dari tindakan tersebut.

Kelompok Kriminal Bersenjata. (Foto: Dok. KKB)

Karena semua ultimatum sudah disampaikan ke publik, tapi tak satu pun yang terealisasi

Saat awal menyandera pilot tersebut, Egianus Kogoya memang sudah mengajukan beberapa tuntutan.

Pertama, membarterkan pilot tersebut dengan senjata dan amunisi.

Artinya, jika pemerintah Indonesia menyerahkan senjata dan amunisi, maka pilot yang disandera akan langsung dibebaskan.

Namun tuntutan tersebut tidak direspon sama sekali oleh pemerintah Indonesia.

Kedua, menyerahkan sejumlah uang kepada KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Ketika ultimatum itu hendak direalisasikan oleh pemerintah Indonesia, Egianus Kogoya malah menampik kalau dirinya tak pernah meminta uang tebusan.

Sedangkan ultimatum ketiga, adalah jika Indonesia memerdekakan Papua, maka pilot berkebangsaan Australia itu akan langsung dibebaskannya.

KKB mendapat pasokan senjata ilegal dari Philipina dan PNG. (Foto: Dok. KKB)

Permintaan ini tak ditolak mentah-mentah oleh pemerintah Indonesia.

Sebab Papua sebagai bagian dari wilayah NKRI ( Negara Kesatuan Republik Indonesia) telah merdeka sejak 17 Agustus 1945.

Sementara dalam semua lembaran sejarah perjalanan bangsa ini dan diakui dunia internasional, Papua merupakan bagian dari NKRI.

Dengan demikian, tuntutan Papua merdeka adalah hal yang mustahil.

Karena dunia internasional pun telah mengakui bahwa Papua adalah bagian dari NKRI.

Bahwa sampai saat ini Vanuatu terus berjuang agar Papua lepas dari Indonesia dan berdiri menjadi negara merdeka.

Namun perjuangan sepihak itu memperlihatkan Vanuatu sama sekali tak mengerti tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Apalagi dalam banyak hal, Vanuatu saat ini, jauh lebih tertinggal dibandingkan dengan kemajuan yang menyata di Tanah Papua saat ini.

Anggota KKB kembali serang pos TNI, menyebabkan dua terluka. (Foto: Dok. KKB)

Julius Widjojono menyebutkan bahwa saat ini upaya TNI untuk membebaskan pilot Philips Mark Merthens dari tangan KKB Papua, semakin menuju ke titip puncak.

Pergerakan TNI dari waktu ke waktu, katanya, juga menjadi sinyal kalau upaya mengekang KKB Papua semakin membawa dampak positip.

Apalagi kekuatan kelompok separatis itu pun semakin dibatasi.

Dengan berbagai langkah penyergapan, menjadi contoh bahwa kekuatan KKB Papua semakin melemah walaupun di sisi lain mereka terus melancarkan aksi brutalnya.

“Saya mau menyampaikan bahwa ini merupakan bagian dari operasi penyelamatan pilot Susi Air. Dan, operasi selanjutnya akan terus ditingkatkan,” tegas Julius Widjojono.

Hal yang paling menyulitkan TNI di Papua, lanjut dia, adalah cuaca dan medan yang berat menuju daerah-daerah rawan gangguan keamanan.

“Saat ini posisi pilot sudah diketahui. Areanya sudah teridentifikasi. Operasinya juga semakin mengerucut. Dalam waktu dekat akan ada kabar gembira untuk kita semua,” ujarnya.

Hingga saat ini memang belum dipastikan, kapan kabar gembira itu akan segera terwujud.

Namun melihat progress operasi pengamanan yang dilakukan selama ini, tanda-tanda itu kini terpampang di depan mata.

“Kita berharap pilot yang disandera hampir delapan bulan terakhir oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya, bisa segera berakhir. Dengan begitu bisa dibuka lembaran baru untuk memajukan Tanah Papua,”ujarnya.