Pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. (Foto: Ist)

JAKARTA, Eranasional.com – Lembaga riset internasional, Ipsos Public Affairs merilis hasil survei dengan tiga simulasi pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024. Dalam survei ini, Prabowo Subianto dipasangkan dengan Gibran Rakabuming Raka.

Dua kompetitor lainnya yakni Ganjar Pranowo yang berpasangan dengan Mahfud MD dan Anies Baswedan yang berduet dengan Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

Dua pasangan terakhir sudah mendaftarkan diri ke KPU, berbeda dengan Prabowo yang hingga kini belum secara resmi memiliki pasangan.

Survei dilakukan 17-19 Oktober 2024 di 34 provinsi di Indonesia, dengan respon sebanyak 1.207 dengan usia minimal 17 tahun atau sudah menikah.

Survei dilakukan dengan metode telesurvey dan teknik pengambilan random sampling, margin of error sekitar 2,83%, dengan tingkat kepercayaan 95%.

Dalam simulasi ini, Ipsos menampilkan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN). Sementara Prabowo Subianto dipasangkan dengan Gibran Rakabuming Raka.

Peneliti senior Ipsos Public Affairs, Arif Nurul Imam mengatakan dari hasil survei ini pasangan Ganjar-Mahfud unggul dari dua kompetitornya dengan raihan 31,98%. Unggul tipis dari Prabowo-Gibran yang memperoleh hasil 31,32%.

Pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. (Foto: Ist)

“Kemenangan Ganjar-Mahfud dari Prabowo-Gibran cukup tipis, yang artinya masih dalam skala margin of error,” kata Arif, Sabtu (21/10/2023).

Berikut hasil simulasi 3 pasangan capres-cawapres versi Ipsos:

Ganjar Pranowo-Mahfud MD : 31,98%

Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming : 31,32%

Anies Baswedan-Cak Imin : 28,91%

Tidak Tahu/Tidak Jawab: 7,79%

Jika dilihat dari raihannya, jumlah suara Prabowo berkurang sedikit dibandingkan dengan simulasi saat dipasangkan dengan Erick Thohir.

Menurut dia, perpindahan suara bisa ke Ganjar-Mahfud atau pilihan ‘Tidah Tahu’.

“Kita tidak menanyakan pergeseran pilihan. Bisa saja pindah ke Ganjar-Mahfud atau pilihan Tidak Tahu,” tuturnya.

Selain itu, Arif menilai, berkurangnya suara Prabowo bisa disebabkan Gibran belum secara resmi menyatakan maju sebagai cawapres, sehingga kurang melakukan sosialisasi.

“Gibran terlihat belum berniat maju Pilpres, elektabilitasnya belum tinggi,” tuturnya.

“Faktor lainnya Gibran belum punya banyak waktu mesosialisasikan diri ke masyarakat, berbeda dengan Erick Thohir sehingga memiliki elektabilitas lebih tinggi dibanding Gibran,” pungkas Arif Nurul.