Ilustrasi (Foto: Ist)

Pada bisnis angkutan barang, KAI secara kontinyu menambah sarana, perjalanan KA barang, serta mencari potensi baru dalam pendistribusian barang menggunakan kereta api.

Angkutan barang KAI hadir untuk dapat mendukung biaya logistik yang kompetitif dan mengurangi dampak eksternalitas seperti kemacetan, polusi, jalan-jalan yang rusak, serta meningkatkan daya saing global.

Volume angkutan barang KAI juga terus mengalami peningkatan. Pada 2020 KAI mengangkut 45,1 juta ton barang, pada 2021 sebanyak 50,3 juta ton barang, pada 2022 sebanyak 58,0 juta ton barang. Adapun pada Semester I 2023, KAI mengangkut 30,7 juta ton barang.

Pada saat pandemi melanda Indonesia, KAI berkomitmen untuk melakukan pengetatan protokol kesehatan (prokes), memberikan layanan vaksinasi gratis, serta menyediakan layanan Antigen murah di stasiun-stasiun.

KAI juga menggratiskan angkutan ratusan ton oksigen untuk penanganan COVID-19 serta menerapkan tarif yang sangat terjangkau untuk angkutan retail di tengah pembatasan mobilisasi masyarakat saat itu.

Di samping angkutan penumpang dan angkutan barang, KAI juga fokus terhadap optimalisasi aset. KAI terus melakukan sertifikasi aset dan memasarkan aset yang potensial secara proaktif. Salah satu inovasi yang pertama kali terlaksana yaitu sistem naming right di stasiun dengan Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng sebagai proyek pertama.

“Kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir selama 4 tahun terakhir menguatkan DNA korporasi berkelas dunia di Kementerian BUMN dan BUMN. Dengan kepemimpinan yang kuat, langkah transformasi yang berani, serta kerja dan hasil nyata, berhasil meletakkan fondasi BUMN yang semakin kokoh untuk Indonesia yang lebih maju,” ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dalam rilis tertulis PT KAI, Selasa (24/10/2023).