Negara yang selalu dianggap Putin sebagai negara “buatan” tersebut telah dengan keras menolak upaya Moskow untuk mengakhiri kemerdekaannya selama hampir dua tahun, dan mendapatkan kembali setengah dari wilayah yang awalnya diduduki.

Pandangan sejarah Putin berakar kuat pada narasi sejarah Kekaisaran Rusia sebelum Revolusi Rusia tahun 1917. Nama Ukraina dan pencetakan buku serta surat kabar dalam bahasa Ukraina adalah tindakan ilegal di Rusia pada saat itu, dan orang Ukraina secara resmi disebut “orang Rusia kecil”.

Presiden Rusia, menurut para pejabat intelijen Barat, menghabiskan banyak waktu selama pandemi Covid-19 untuk mempelajari teks-teks sejarah. Hasilnya adalah sebuah risalah, “Tentang Persatuan Sejarah Rusia dan Ukraina,” yang diterbitkan pada Juli 2021 dan dibacakan kepada setiap anggota angkatan bersenjata Rusia sebelum invasi.

Keterikatan dengan Sejarah Masa Lalu

Meskipun keterikatan pada peristiwa berabad-abad yang lalu mungkin tampak aneh, isu identitas Ukraina adalah inti dari mitos dasar Rusia dan juga politiknya saat ini.

Nama Putin dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, diambil dari nama Pangeran Agung Kyiv yang, pada tahun 988, memeluk agama Kristen dan membaptis negaranya, Kyiv Rus, yang meliputi sebagian besar wilayah Ukraina, Belarusia, dan Rusia saat ini. Moskow sendiri didirikan lebih dari satu abad setelah kematiannya.

Tak lama setelah mencaplok Semenanjung Krimea di Ukraina pada tahun 2014, Putin memerintahkan pembangunan patung raksasa Pangeran Vladimir, yang disebut Volodymyr bagi orang Ukraina, di luar Kremlin.

Fakta yang tidak menyenangkan bahwa Kyiv saat ini adalah ibu kota negara asing melemahkan visi Rusia tentang dirinya sebagai pewaris sejati kejayaan Kyiv Rus, yang memiliki hak historis atas semua tanah yang pernah dikuasai oleh para pangeran Kyiv.