JAKARTA – Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan meminta kepada jajarannya agar tidak terlena dengan adanya vaksin Covid-19. Disinyalir, saat ini ada varian baru virus tersebut.
“Meskipun ada harapan baru dengan adanya vaksinasi dan penularan yang menunjukkan penurunan, namun ini bukan alasan bagi kita untuk terlena,” kata Sri Mulyani secara virtual, Jumat (12/3/2021).
“Kita mendengar munculnya varian baru B117, yang tentu lebih cepat dan akan menjadi ancaman apabila kita tidak berhati-hati dan disiplin melaksanakan disiplin protokol kesehatan,” jelasnya.
Masyarakat perlu mengetahui berbagai macam gejala varian baru virus ini. Seperti : demam, batuk, sesak nafas, nyeri otot, kehilangan indra penciuman/perasa, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan gejala gastrointesnial.
Namun demikian, menurut United Kingdom NHS dan Express, selain ke-8 gejala di atas, terdapat beberapa gejala lainnya dari varian baru Corona ini. Seperti diare, konjungtivitis (mata merah), ruam pada kulit, perubahan warna pada jari tangan serta kaki, kelelahan, pilek, dan muntah-muntah.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga saat ini belum ditemukan varian virus Corona (COVID-19) B117 di DKI Jakarta.
“Setelah kami lakukan pelacakan kasus, jadi karena memang sampelnya diambil dari pekerja migran Indonesia ya, nah ternyata asal dari pada kasus ini adalah bukan di Jakarta,” kata juru bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tirmidzi, Jumat (12/3/2021) hari ini.
“Jadi total enam kasus variasi B117 yang sudah ditemukan dan dilaporkan ini pertama kita tahu adalah 2 kasus di Karawang, Jawa Barat, 1 kasus di Sumatera Utara, 1 Kasus di Sumatera Selatan, 1 kasus lagi di Kalimantan Timur dan yang terakhir adalah 1 kasus di Kalimantan Selatan,” kata dia.
“Jadi sampai saat ini kasus yang berkedudukan di Jakarta kita belum temukan adanya mutasi dari varian B117. Nah ini mengapa kemudian pada laporan itu memang tertulis adalah laboratorium yang melakukan pemeriksaan dan asal sampel. Jadi kemarin kita klarifikasi lagi, kita lakukan pelacakan kasus. Jadi enam kasus itu tidak ada yang berasal dari Provinsi DKI Jakarta. Tentunya kita terus-menerus melakukan monitoring terhadap adanya variasi mutasi virus COVID-19. Karena kita tahu bahwa sebenarnya mutasi ini memang adalah salah satu yang harus dilakukan, karena kita tahu mutasi itu adalah hal yang biasa dilakukan oleh virus dan kegiatan yang kita sebagai whole genome sequencing artinya pemeriksaan seluruh genom yang dilakukan melalui pemeriksaan PCR itu memang sudah dilakukan sejak awal dari pandemi COVID-19,” kata dia.
Lebih lanjut dalam keterangannya, Siti menyebut pemerintah terus memantau tiga varian COVID-19 yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). “Ada tiga mutasi yang sudah direkomendasikan oleh WHO untuk menjadi perhatian utama kita, yang pertama adalah tentunya B117, kemudian kita tahu ada dua yang lainnya, ini yang kita lakukan monitoring, kemudian dari Afrika, dan yang terakhir varian dari Brasil. Ketiga ini merupakan yang sering kita lakukan pengamatan,” pungkasnya. *(Sulis Sutrisna)*
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan