Jakarta, ERANASIONAL.COM – Konflik Rusia dan Ukrana masih memanas. Serangan pesawat tak berawak Rusia yang disebut drone menewaskan 8 warga Ukraina di sebuah blok apartemen di Kota Pelabuhan Selatan Odesa termasuk seorang bayi dan seorang anak berusia dua tahun pada hari Sabtu (1/3/2024)lalu.

Presiden Volodymyr Zelenskiy mengatakan, hal itu dapat dihindari jika Ukraina tidak mengalami penundaan suplai senjata. Tujuh pemimpin Barat telah menandatangani perjanjian keamanan 10 tahun dengan Ukraina dalam dua bulan terakhir ketika Kyiv berjuang untuk menutup lubang besar dalam persediaan senjata dengan paket bantuan militer AS yang terjebak di Kongres dan menghadapi penentangan dari Partai Republik selama berbulan-bulan.

“Ketika nyawa melayang dan para mitra hanya memainkan permainan atau perselisihan politik internal, membatasi pertahanan kita, itu tidak mungkin untuk dipahami,” kata Zelenskiy mengutip Reuters, Minggu (3/3/2024).

Ketika layanan darurat memposting gambar-gambar mayat yang ditarik dari reruntuhan sebuah blok apartemen di kota pelabuhan selatan Odesa, Ia juga menggunakan pidato video malamnya untuk menyampaikan pesan yang kuat kepada panglima angkatan darat yang baru, Oleksandr Syrskyi.

“Panglima tertinggi memiliki wewenang penuh untuk melakukan perubahan personel di angkatan bersenjata, di markas besar, untuk perubahan apa pun,” kata Zelenskiy.

Dia berharap pada laporan terperinci dan proposal spesifik untuk perubahan lebih lanjut dari Syrskyi ketika Ia kembali dari garis depan pada awal pekan ini.

Diketahui, para petugas penyelamat menarik delapan mayat dari reruntuhan dan masih mencari lebih banyak lagi hingga larut malam.

Zelenskiy mengatakan sebelumnya bahwa pesawat tak berawak Shahed yang dipasok Iran menghancurkan 18 apartemen dalam satu blok apartemen.

Kiper, gubernur regional, mengatakan bahwa korban tewas termasuk tiga pria berusia 35, 40 dan 54 tahun, dan dua wanita berusia 31 dan 73 tahun. Delapan orang terluka, termasuk seorang anak perempuan berusia tiga tahun.

Zelenskiy mengatakan bahwa serangan Rusia dengan menggunakan drone Shahed yang dipasok Iran tidak masuk akal secara militer dan dimaksudkan hanya untuk membunuh dan mengintimidasi. “Dunia tahu bahwa teror dapat dilawan,” ucapnya.

Zelenskiy mengidentifikasi korban termuda dari serangan tersebut adalah Tymofiy yang berusia empat bulan dan Mark yang berusia dua tahun.

Sementara, Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko mengatakan bahwa bayi tersebut ditemukan tewas bersama ibunya. Selain itu, Ia jugamengunggah foto seorang petugas penyelamat di samping selimut yang berlumuran darah, dengan lengan bayi terlihat di satu sisi dan lengan orang dewasa menjulurkan tangan di sisi lainnya.

Asap mengepul dari reruntuhan yang berserakan di tanah di mana pesawat tak berawak tersebut telah merobek bagian setinggi beberapa lantai dari gedung.

Layanan Darurat Negara Ukraina mengunggah foto-foto termasuk foto seorang balita yang meninggal dan dimasukkan ke dalam kantong mayat oleh tim penyelamat.