Dengan terkendalinya harga beras tersebut, Susiwijono mengatakan inflasi volatile food akan turut melandai. Ia juga meyakini, inflasi umum masih terkendali dengan perkiraan sebesar 2,8% sampai akhir tahun.

“Kemarin hitungan kita masih terkendali paling tinggi 2,8% sampai akhir tahun, ucapnya.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan kenaikan harga beras terjadi di semua rantai distribusi pada Februari 2024, dengan kenaikan tertinggi sebesar 24,65% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Harga beras di penggilingan naik 6,76% secara bulanan (mtm), dan melambung hingga 24,65% (yoy). Sementara itu, harga beras di tingkat grosir naik 5,96% (yoy) dan melonjak 20,08 (yoy).

BPS juga melaporkan potensi produksi beras bulan Januari-April 2024, yang diperkirakan sebesar 10,71 juta ton atau turun 17,52% dibandingkan 4 bulan pertama 2023.