“Kami sangat optimis ya karena memang kita bisa melihat dan juga menonton film Dirty Vote, yang sampai saat ini tidak ada sanggahan dari pihak manapun bahwa kejadian itu tidak benar. Karena, di film Dirty Vote itu menceritakan bagaimana secara sistematis pemilu sudah diatur jauh-jauh hari sebelum tanggal 14 Februari 2024,” bebernya.

“Kita lihat bagaimana MK diubah dari batas usia 40 tahun menjadi 35 tahun, itu awalnya saja sudah mulai kelihatan, bahwa ada yang terstruktur dan sistematis, bagaimana seorang ketua MK itu bisa dijatuhi hukuman etik berat dan selanjutnya itu juga belum ada perubahan di PKPU tetapi KPU menerima pendaftaran Prabowo-Gibran,”sambungnya.

Bukan hanya itu, Iwan juga mencermati adanya upaya dari aparat pejabat daerah dan aparat hukum dalam menentukan pemimpin di Pilpres 2024.

“Yang paling mencolok bagaimana Bansos dan BLT digerakkan, ini terjadi bukan tanpa disengaja, semuanya itu sudah direncanakan dengan matang sehingga BLT dan Bansos itu bisa diturunkan pada bulan Februari sebesar Rp 600.000 ditambah dengan beras,” pungkasnya. (*)