Jakarta, ERANASIONAL.COM – Sebanyak 7.500 karyawan Unilever akan terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap. Tak hanya melakukan PHK, perusahaan yang memproduksi sabun Dove ini disebut juga akan menghentikan atau melakukan spin off bisnis es krim, yakni Ben & Jerry’s.

PHK terhadap 7.500 karyawan ini akan berlangsung di seluruh kantor Unilever di seluruh dunia. Diketahui pada awal 2022, Unilever juga telah memberhentikan sekitar 1.500 karyawan.

Perusahaan yang berbasis di London ini menyebut bisnis es krim yang dijalani memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga akan mendapatkan keuntungan dari kepemilikan yang terpisah dengan Unilever. Pemisahan bisnis es krim ini disebut akan rampung akhir tahun depan.

Unilever mengatakan akan berinvestasi dalam teknologi untuk mencapai efisiensi dan menghindar dari duplikasi hingga bisa menghemat US$ 867 juta selama tiga tahun ke depan.

“Menyederhanakan portofolio dan mendorong produktivitas yang lebih besar akan membuka potensi bisnis dan mendukung ambisi untuk memosisikan Unilever sebagai perusahaan barang konsumen terkemuka di dunia, yang memberikan pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan dan peningkatan profitabilitas,” ucap CEO Unilever Hein Schumacher dikutip dari Jakarta Globe, Jumat (22/3/2024).

Unilever menargetkan penjualan sebesar satu digit setelah pemisahan perusahaan es krim itu. Diketahui, volume penjualan Unilever turun 3,6% pada 2022 setelah menaikkan harga rata-rata 13,3% pada seluruh merek.

Setelahnya pada 2023, Unilever hanya menaikkan harga sebesar 2,8% dan penjualan mampu terkerek hingga 1,8%.

Beberapa analis menyatakan bahwa pemisahan diri dari brand es krim Ben & Jerry’s karena terkenal dengan aktivitas sosial hingga terkadang membuat berselisih dengan pemilik perusahaan. Hal ini disebut akan dapat memberikan keuntungan tambahan bagi Unilever.

“Manfaat tambahan dari keluarnya merek ini dari portofolio Unilever, yakni hal ini dapat meredam kebisingan dan terbangun dan bangkrut. Namun, secara lebih luas alasan keputusan tersebut terlihat cukup masuk akal,” kata direktur investasi AJ Bell, Russ Mould.

Ia menabahkan bahwa spin-off brand es krim itu belum diantisipasi secara luas oleh pasar, meskipun pernyataan politik dari Ben & Jerry’s telah memicu kehancuran di antara beberapa investor.

Ben & Jerry’s diketahui telah mendukung isu-isu liberal seperti hak-hak LGBTQ+, Black Lives Matter, keadilan bagi migran, dan upaya melawan perubahan iklim.