“Peristiwa lontaran massa korona itu sering disebut sebagai Coronal Mass Ejection (CME). Ketika CME menghantam medan magnet di sekitar Bumi (magnetosfer), lontaran partikel bermuatan tersebut dibelokkan oleh lapisan magnetosfer Bumi ke arah garis kutub utara dan kutub selatan,” imbuhnya.

BMKG menjelaskan, dampak ledakan Matahari terkait badai magnet Bumi relatif aman untuk Indonesia. Sebab, letak RI berada dalam lintang rendah atau tempat titik terkuat perisai Bumi.

“Dampak dari ledakan matahari berupa badai magnet bumi ini relatif aman untuk wilayah Indonesia yang berada pada lintang rendah karena perisai bumi dari pengaruh radiasi partikel angin matahari (magnetosfer bumi). Titik terkuatnya berada pada lintang rendah,” ungkap BMKG.

Sayangnya, masyarakat Indonesia tidak bisa menyaksikan Gerhana Matahari Total secara langsung. Fenomena pada 8 April mendatang itu akan terlihat di Meksiko, Amerika Serikat (AS), dan Kanada.

Proses GMT akan dimulai pada pukul 22.42 WIB dan berakhir pada 9 April 2024 pukul 03.52 WIB.