Jakarta, ERANASIONA.COM – Fenomena El Nino sudah berakhir. Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menungkapkan jadwal La Nina tiba di Indonesia dan wilayah yang terkena.

El Nino sudah memasuki periode netral pada periode Mei-Juni-Juli 2024 ini. Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin, menyatakan Biro Meteorologi Australia (Bureau of Meteorology Australia/ BoM) telah menetapkan status waspada La Nina.

“La Nina sudah official ditetapkan oleh BoM Australia bulan ini. Pengaruh atau La Nina berdasarkan data kami hanya terjadi di sebagian Sumatra dan Kalimantan berupa kemarau basah. Kalimantan bagian tengah dan timur alami kemarau basah,” kata Erma dikutip dari CNBC Indonesia, Rabu (15/5/2024).

Jika El Nino membawa ancaman kekeringan di wilayah RI, La Nina membawa risiko banjir dan suhu udara yang lebih rendah di siang hari. Badai tropis diperkirakan juga lebih sering terjadi selama periode La Nina.

“Sementara untuk Jawa, selama Mei-September sebagian besar mengalami musim kemarau yang normal dan cenderung minim hujan,” tambahnya.

Untuk itu, Erma mengimbau, petani di wilayah Jawa mengantisipasi potensi tersebut dalam mempertimbangkan jenis tanaman yang akan ditanam. Menurutnya, tanaman palawija adalah tanaman pangan yang tepat ditanami pada kondisi tersebut.

Lalu bagaimana dengan intensitas La Nina yang diprediksi bakal menghampiri Indonesia?

“Probabilitas La Nina lemah hingga sedang terjadi selama musim kemarau,” katanya.

“Terkait kenapa hanya melanda sebagian Sumatra dan Kalimantan, masih butuh kajian. Kemungkinan karena daerah konvergensi antar-tropis atau ITCZ berada di utara ekuator. Juga karena maraknya pembentukan siklon tropis di Belahan Bumi Utara. Hal ini yang membuat La Nina tidak terlalu berdampak utk wilayah di selatan ekuator,” jelas Erma.