Jakarta, ERANASIONAL.COM – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebut ada sejumlah faktor yang membuat banyak anak muda alias Gen Z menganggur. Salah satu faktornya adalah salah memilih sekolah dan jurusan.
Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas, Maliki berkata rata-rata waktu yang dibutuhkan seseorang yang baru lulus untuk mencari kerja adalah 6 bulan. Ketika seseorang salah memilih jurusan, kata dia, maka masa tunggu hingga mendapatkan pekerjaan akan semakin lama hingga 1 tahun.
Faktor salah jurusan inilah, kata dia, yang menjadi banyak anak muda Indonesia masuk golongan pengangguran tanpa kegiatan atau youth not in education, employment, and training (NEET).
“Kalau dia memang mempunya latar belakang yang cukup unik atau tidak cocok, bisa sampai 1 atau 2 tahun, NEET terjadi karena masalah ini,” kata Maliki kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa, (20/5/2024).
Maliki menjelaskan salah jurusan yang dia maksud ada beberapa kategori. Namun, dia mengatakan yang paling umum adalah ketika jurusan yang dipilih ternyata tidak banyak dibutuhkan di lapangan pekerjaan.
“Ada ketidakcocokan antara apa yang dipelajari di sekolah atau pelatihan dengan permintaan dunia kerja, mismatch ini yang memberikan waktu tunggu cukup panjang,” kata dia.
Maliki berkata ada sejumlah cara yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah NEET maupun pengangguran terbuka di Indonesia. Dia mengatakan perbaikan akan dilakukan sejak pendidikan dini para siswa. Dia mengatakan kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar para siswa dapat mengetahui tentang apa yang ingin mereka lakukan.
Misalnya, ketika memilih untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA atau SMK. Anak muda, kata dia, perlu tahu apabila memilih SMA, maka mereka harus melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi untuk memperoleh gelar S1. Sementara untuk mereka yang memilih SMK, harus siap terjun langsung ke dunia kerja atau melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi vokasi.
“Motivasi itu yang harus dibangun sebelum dia masuk dunia sekolah, mereka harus bisa mendefinisikan motivasi dan keinginan mereka ke depan,” kata dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap fakta mengkhawatirkan terkait kondisi penduduk muda Indonesia. BPS melaporkan pada 2023 terdapat sekitar 9,9 juta penduduk usia muda (15-24 tahun) tanpa kegiatan.
Dari 9,9 juta orang tersebut, 5,73 juta orang merupakan perempuan muda sedangkan 4,17 juta orang tergolong laki-laki muda.
Kebanyakan dari mereka adalah Gen Z yang harusnya tengah di masa produktif. Gen Z merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012. Mereka sekarang berusia 12-27 tahun. Persentase penduduk usia 15-24 tahun yang berstatus NEET di Indonesia mencapai 22,25% dari total penduduk usia 15-24 tahun secara nasional.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan