Dia pun menekankan, semua pemangku kepentingan untuk menyikapi inflasi sebagai sesuatu yang penting diperhatikan.

“Saya tahu, setiap Minggu oleh Mendagri diabsen satu per satu inflasinya berapa, dibuka secara gamblang berapa angkanya, di provinsi ini, di kabupaten ini, di kota ini, sehingga semuanya tahu,” jelasnya.

“Setiap ke daerah juga yang saya tanyakan sekarang selalu inflasinya berapa, pertumbuhan ekonomi berapa Pak Bupati, Pak Wali kota? Selalu saya tanyakan itu supaya kita semuanya peduli terhadap hal yang sangat penting,” tambahnya.

Mantan Wali Kota Solo ini menyampaikan, inflasi sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Saat angka inflasi di level 2,84 persen pada bulan Mei, maka laju pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,11 persen.

“Begitu inflasi naik misalnya 9,6 persen, pertumbuhan ekonomi kita di angka 5 persen, berat. Yang merasakan adalah rakyat. Sekarang inflasinya 2,84 persen, growth pertumbuhan ekonomi 5,11 persen. Nah ini segar, segar kalau seperti ini,” ucapnya.

Jokowi menyinggung peringatan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres tentang ancaman neraka iklim.

Dimana suhu dalam 5 tahun ke depan akan mencapai rekor tertinggi yang berpengaruh pada panen komoditas utama dan unggulan.

Sehingga akhirnya perubahan iklim akan mengancam pertumbuhan ekonomi.

“Kalau orang panas mungkin bisa masuk ke rumah, berteduh. Tapi urusan pangan, hati-hati masalah ini. FAO mengatakan bahwa jika didiamkan seperti sekarang ini, tidak ada pergerakan apa-apa, 2050 dunia akan mengalami kelaparan berat. Ini yang harus direncanakan, diantisipasi sejak mulai sekarang,” pesannya. []