Jasa Pendidikan (16,8%), Konstruksi (13,6%), serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,6%).

“Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali, mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98% dari total ULN pemerintah,” jelasnya..

Kata dia, penurunan juga terjadi pada ULN swasta.

Posisi ULN swasta pada April 2024 tercatat sebesar 195,2 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan Maret 2024 yang tercatat 198,0 miliar dolar AS.

Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan yang lebih dalam, dari sebesar 1,3% (yoy) menjadi 2,9% (yoy) pada April 2024.

Kontraksi pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari perusahaan lembaga keuangan (financial corporations) dan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 5,7% (yoy) dan 2,2% (yoy).

Berdasarkan sektor ekonomi, ULS lebih banyak sektor Industri Pengolahan, Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas, dan Udara Dingin.

Jasa Keuangan dan Asuransi, serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 78,3% dari total ULN swasta.

ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,5% terhadap total ULN swasta.

Erwin menegaskan, struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

“Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 29,1% pada April 2024 dari 29,3% pada Maret 2024, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 87,1% dari total ULN,” pungkasnya. []