Tak hanya itu, dia juga menilai KRL merupakan moda transportasi masyarakat yang ramai digunakan. Dia menyebut KAI akan menjalankan penugasan pemerintah melalui PMN Rp 1,8 triliun ini khususnya KRL di Jabodetabek.

“KRl merupakan moda transportasi massa, tulang punggung penopang pergerakan perekonomian wilayah Jabodetabek,” kata dia.

Oleh karena itu, pengadaan armada baru ini menjadi penting untuk menghindari kelebihan kapasitas penumpang di kereta dan stasiun. KAI mencatat pada tahun lalu selama volume pengguna komuter Jabodetabek pada hari kerja mencapai 830 ribu per hari. Hingga Juni 2024, rata-rata volume pengguna angkutan ini meningkat menjadi 987 ribu per hari.

“Volume penumpang diproyeksikan naik setiap tahunnya,” ujar dia.

KAI saat ini hanya memiliki 108 rangkaian kereta. Pada 2024 KAI hanya memiliki 89 kereta karena 17 trainset harus diistirahatkan untuk perawatan dan peremajaan. Padahal, kebutuhan operasional KAI sebanyak 101 kereta.

Melalui PMN 2025 ini, KAI berencana akan mendatangkan kereta baru dari Cina sebanyak tiga trainset pada awal 2025. Selain itu, KAI juga akan memboyong kereta baru pengganti retrofit sebanyak delapan kereta pada pertengahan tahun.

“Semua dari Cina,” kata Direktur Utama PT KAI Budi Noviantoro dalam kesempatan yang sama.