Adapun lima upaya mereka untuk mempercepat inovasi dan akses ke obat serta vaksin di Indonesia, yakni membentuk satgas, mengajak industri memastikan keterjangkauan harga dari obat dan vaksin inovatif di Indonesia melalui sistem yang lebih transparan.
Kemudian, pihaknya juga mendukung Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam percepatan registrasi, sertifikasi obat dan vaksin inovatif. Selain itu, Kemenkes juga membuka diri untuk berkolaborasi dengan IPMG terkait percepatan HTA.
Kelima, kata Budi, adalah meningkatkan kapasitas layanan kesehatan di rumah sakit, seperti patologi klinik, guna memberikan pelayanan yang lebih baik serta mengurangi pemborosan obat.
Ketua IPMG Ait-Allah Mejri mengeluarkan sebuah manifesto untuk percepatan akses ke obat dan vaksin inovatif. Terdapat lima hal yang diserukan, yakni pembentukan tim kerja “Strategi Nasional untuk Obat dan Vaksin Inovatif”, peninjauan kriteria pengadaan obat dan vaksin yang lebih efektif secara biaya.
Kemudian percepatan HTA, penguatan kerangka regulasi BPOM, dan prioritisasi pembiayaan kesehatan yang berkelanjuta
Tinggalkan Balasan