Jakarta, ERANASIONAL.COM – Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto buka suara soal rencana pertemuan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dengan Presiden RI Prabowo Subianto.

Hasto Kristiyanto mengatakan rencana pertemuan Megawati dengan Prabowo dibahas langsung keduanya. Mereka memiliki komunikasi yang baik dan kedekatan ideologis yang kuat.

“Dalam momentum yang tepat akan melakukan suatu pertemuan antar kedua pemimpin, karena jejak sejarah kedua pemimpin tersebut sangatlah kuat dan akar-akar ideologis, titik temu, di dalam mengabdi kepada bangsa dan negara, itu semua akan menjadi hal-hal strategis yang akan dibahas oleh kedua pemimpin,” kata Hasto kepada media, Jumat (17/1).

“Ibu Megawati Soekarnoputri dan Bapak Presiden Prabowo yang akan langsung berkomunikasi berkaitan dengan hal tersebut,” sambung dia.

Soal peluang PDIP bergabung dalam pemerintahan usai pertemuan dengan keduanya, Hasto tak menjawab. Dia mengingatkan bahwa Megawati mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas pelurusan sejarah yang dilakukan oleh Presiden Prabowo terhadap Proklamator dan Bapak Bangsa, Bung Karno.

Megawati menyebut kejadian itu sebagai momentum rekonsiliasi nasional sebagai suatu bangsa, untuk saling bekerjasama di dalam posisi politik masing-masing.

“Termasuk posisi politik dari PDI Perjuangan sebagai penyeimbang melakukan check and balances untuk membangun demokrasi yang sehat yang bersendikan kedaulatan rakyat itu sendiri,” jelas dia.

Saat ditegaskan lagi, Hasto menjawab diplomatis. Dia mengatakan, sistem politik dan pemerintahan Indonesia, tidak dikenal istilahnya oposisi.

Dalam praktiknya, PDIP memberikan masukan-masukan yang konstruktif untuk hal-hal terkait dengan pemberdayaan petani, meningkatkan kesejahteraan, mengatasi gizi buruk. Lalu bagaimana membangun industrialisasi yang berbasis sumber daya nasional, sekalian mengembangkan riset serta inovasi nasional.

“Termasuk membangun kepemimpinan anak-anak muda, ini harus kita lakukan sebagai anak bangsa,” kata Hasto.

“Hanya saja, PDI Perjuangan mencatat di dalam awal pemerintahan dari Presiden Prabowo kita melihat ada berbagai hal sebagai akibat beban masa lalu, yang berkaitan dengan bagaimana untuk mengatasi kemiskinan, bagaimana keterbatasan fiskal untuk mendorong pertumbuhan, bagaimana persoalan geopolitik global, persoalan global warming yang juga ikut mempengaruhi situasional perekonomian kita,” katanya. []