Masyarakat yang membutuhkan layanan tersebut, kini bisa lebih berhemat. Karena tidak perlu terbang jauh ke Jakarta atau ke luar negeri, karena layanan serupa sudah ada di Makassar.
Prof Deby pun mengajak masyarakat untuk menyimpan tali pusat bayi saat lahir agar bisa dijadikan obat masa depan.

Sementara itu rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa (JJ) menjelaskan, sejak tahun 2016 lalu telah ada perencanaan, bahkan pembicaraan awal sudah dibangun tapi belum terealisasi, hingga akhirnya sekarang baru terwujud.
“Kami sangat mengapresiasi Prof Deby yang telah memberikan kesempatan kepada Unhas menjadi pelopor layanan stem cell di Indonesia Timur. Jadi, kini tidak perlu ke Jawa atau keluar negeri seperti Singapura dan lainnya karena sudah ada di RS Unhas,” jelas dia.

Menurut Prof JJ, tidak mudah memulai sesuatu yang baru, apalagi terkait stem cell. Banyak hal yang harus dipersiapkan.
Meski demikian, pihaknya bersyukur karena Unhas memiliki keunggulan dari sisi SDM maupun sarana dan prasarana.
“Unhas memiliki 17 ahli ortopedi dan lima di antaranya bertugas di RS Unhas. Dari sarana dan prasarana, RS Unhas tidak berangkat dari nol. Sudah tersedia cukup banyak fasilitas, semisal kamar operasi yang terbilang cukup banyak, mencapai 11. Intinya, Unhas tidak kekurangan SDM. Ya di sini juga banyak ruang operasi,”ungkapnya.
Ia berharap pemerintah Indonesia jangan terlalu ragu, khususnya untuk pengobatan yang sudah teruji dan terbukti secara ilmiah.
Menurutnya, pengobatan lewat metode sel punca untuk ortopedi telah keluar Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) dan diharapkan bakal ada Permenkes lain.
“Kami ingin menjadi pusat inovasi, makanya kami harus ikut menjadi bagian proses penguatan knowledge berbasis clinical research,” pungkasnya. []
Tinggalkan Balasan