Gaza, ERANASIONAL.COM – Israel mengebom tenda wartawan di depan Rumah Sakit Nasser di Khan Younis yang berada di bagian selatan Jalur Gaza, Palestina, Minggu 6 April 2025 malam waktu setempat.

Dilansir Al Jazeera, serangan bom Israel itu membakar hidup-hidup wartawan stasiun televisi Palestine Today, Hilmi al-Faqaawi, dan pria lainnya bernama Yousef al-Khazindar.

Sementara jurnalis-jurnalis lainnya yaitu Hassan Eslaih, Ahmed al-Agha, Muhammad Fayek, Abdallah Al-Attar, Ihab al-Bardini, dan Mahmoud Awad, mengalami luka-luka.

Abed Shaat, seorang fotografer lepas, yang berada di sekitar lokasi yang menjadi target serangan Israel, menuturkan apa yang disaksikannya.

Shaat saat kejadian berada di sebuah tenda di depan Rumah Sakit Nasser, yang menjadi markasnya bersama wartawan-wartawan lainnya sejak serangan Israel ke Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023.

“Saya terbangun karena bunyi ledakan besar di sekitar,” ungkap fotografer 33 tahun itu.

“Saya dan para kolega saya langsung ke luar tenda. (Saya membawa) ponsel untuk mengambil gambar.”

Dia mengatakan serangan bom Israel menghantam sebuah tenda wartawan di seberang tendanya.

“Saya ketakutan – (Israel) menargetkan wartawan seperti ini!”

Shaat lalu melihat salah satu rekannya terbakar.

“Saya mulai mengambil gambar dari kejauhan, tetapi begitu saya semakin dekat ke tenda yang terbakar, saya melihat salah satu rekan saya terbakar,” ujarnya.

Dia kemudian berhenti mengambil video.

“Saya tidak tahu dari mana saya mendapat keberanian untuk mendekati kobaran api dan mencoba menarik keluar orang yang terbakar itu.”

Shaat mengatakan kobaran api sangat besar. Dia menambahkan, ada tabung gas yang meledak, dan satu lagi terbakar.

Dia berusaha menarik tubuh yang terbakar itu, namun gagal.
“Saya mencoba menariknya dengan memegang kakinya, tetapi celananya robek di tangan saya. Saya coba menarik dari sudut lain, tapi tidak bisa,” tutur Shaat.

Dia menuturkan kobaran api semakin besar. Dia pun tak tahan.

“Beberapa pria datang membawa air untuk memadamkan api,” katanya.

“Saya tiba-tiba merasa sangat lemah… dan pingsan.”

Militer Israel di media sosial X berdalih melancarkan serangan untuk menangkap wartawan Hassan Abdel Fattah Muhammad Islayh (Eslaih) yang mereka tuduh sebagai anggota Hamas.

Eslaih yang memiliki banyak follower di media sosial, terluka parah dalam serangan Israel itu.

Pejabat-pejabat Israel telah mengancam Eslaih berkali-kali karena meliput serangan ke sebuah kibbutz Israel selama serangan Hamas ke wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023.

Menurut Sindikat Wartawan Palestina, lebih dari 200 jurnalis di Gaza telah dibunuh pasukan Israel sejak Oktober 2023.

Dengan angka itu, perang Israel di Gaza menjadi yang paling mematikan bagi wartawan di dunia. []