Jakarta, ERANASIONAL.COM – Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online (ojol) Garda Indonesia Raden Igun Wicaksono mengatakan pengemudi Ojol yang menemui Wakil Presiden Gibran di Istana Wapres, Minggu (31/8) bukan bagian dari asosiasinya.

Dia malah balik bertanya mereka itu berasal dari asosiasi mana. Karena dia tidak mengenalnya.

“Enggak kenal. Enggak ada yang mengetahui dari kelompok mana mereka mewakili siapa. Karena yang pasti terlembaga, ya kami sebagai asosiasi terlembaga dan terdaftar pada negara maupun pemerintah Republik Indonesia. Dan kami saksi mata langsung insiden yang menimpa Affan Kurniawan,” tegas Igun kepada dikutip dari CNNIndonesia, Senin (1/9).

Diketahui dalam video yang diunggah akun Instagram resmi Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres), perwakilan pengemudi ojol mengaku senang bisa berdialog dengan Gibran.

Mereka menyebut pertemuan itu menjadi wadah menyampaikan keresahan akibat menurunnya pendapatan sejak unjuk rasa besar-besaran pecah.

“Alhamdulillah justru tadi pertemuannya lebih banyak kita yang meminta, memberi masukan kepada Pak Wapres dan alhamdulillah kita sefrekuensi untuk permasalahan yang saat ini sedang terjadi,” ujar salah satu pengemudi dalam video yang beredar.

Ia juga menambahkan Gibran berjanji mengawal proses hukum atas kasus kematian Affan Kurniawan, pengemudi ojol yang tewas dilindas kendaraan taktis Brimob saat aksi unjuk rasa Kamis (28/8) silam.

Menanggapi hal itu, Igun menilai pertemuan itu janggal karena tidak ada koordinasi sebelumnya dengan asosiasi.

Menurutnya, Setwapres terkesan langsung menghadirkan kelompok yang mengaku mewakili ojol, padahal tidak pernah berada di lokasi tragedi.

“Kelompok ini tidak pernah ada di lokasi atau orang-orang tersebut tidak pernah ada di lokasi, karena saat peristiwa itu terjadi kami memang yang ada di lokasi. Hingga dijalankannya otopsi jenazah di RSCM dan sampai selesai kami terus mengawalnya,” ujarnya.

Kekecewaan juga dirasakan para pengemudi ojol yang menilai pertemuan di Istana Wapres tidak benar-benar mewakili mereka.

Igun menyebut muncul pertanyaan besar ketika ada pihak yang tiba-tiba hadir bersama Gibran tanpa keterlibatan asosiasi resmi.

“Jadi yang beredar di rekan-rekan ojol adalah kawan-kawan ini kecewa apalagi melihat ada kelompok yang tidak pernah mewakili ojek online tiba-tiba bersama wapres,”jelasnya.

“Apakah ini adalah sebuah rekayasa atau settingan untuk memanfaatkan kejadian tragedi meninggalnya Affan Kurniawan untuk mencari simpati dengan mengundang ojol atau orang beratribut ojol yang kami tidak tahu itu ojol atau bukan,” sambungnya.

Igun menyebut langkah Sekretariat Wapres ceroboh karena memberi ruang kepada pihak yang tidak memiliki keterlibatan langsung dalam tragedi Affan.

Menurutnya, hal ini bisa menimbulkan disinformasi dan kesalahpahaman publik.

“Nah ini harus diketahui oleh publik bahwa kecerobohan ini tidak bisa kita terima. Karena pastinya akan menimbulkan kesalahan informasi atau disinformasi,” imbuh Igun.

Igun juga menolak anggapan pertemuan di Istana Wapres berhasil meredam kemarahan para pengemudi ojol.

Ia menilai langkah Setwapres justru memperkeruh suasana karena menghadirkan pihak yang tidak jelas mewakili siapa.

“Kami menilai inilah kecerobohan dari Setwapres. Dengan mengundang pihak yang tidak diketahui siapa oleh ojek online,” ujarnya.

Menurut Igun, langkah itu hanya menambah opini negatif di kalangan pengemudi dan seolah-olah sudah ada perdamaian, padahal proses hukum atas tragedi Affan Kurniawan belum tuntas dan olah TKP pun belum dilakukan.

Ia menyebut narasi damai yang ditampilkan sebagai bentuk pengalihan dari peristiwa sebenarnya. Ia kemudian meminta Gibran melibatkan asosiasi resmi pengemudi ojol jika ingin berdialog.

“Kami enggak ngerti apa motifnya atau tujuannya, tapi yang pasti nih tidak ada koordinasi antara Sekretariat Wapres dan wapres terhadap kami sebagai lembaga. Kami ini lembaga, bukan perorangan,” tegasnya. []