Jakarta, ERANASIONAL.COM – Ketua Umum Aliansi Pemantau Program Badan Gizi Nasional (BGN), Ahmad Yazdi, meluapkan kemarahan dan kekecewaannya secara terbuka terhadap dugaan praktik curang dan penyalahgunaan wewenang di tubuh BGN.

Dalam pernyataan yang kini viral di berbagai platform sosial media, di video Yazdi menuntut enam pejabat BGN, termasuk salah satu yang kini menjabat Wakil Kepala Badan, untuk segera mengundurkan diri.

​Yazdi menyoroti adanya dugaan praktik jual beli titik, pungutan liar, dan nepotisme yang merugikan mitra-mitra program Gizi Nasional, diduga terkait program Pemberian Makanan Gizi Gratis (MBG).

Tudingan Jual Beli Titik dan Pungutan liar

​Ahmad Yazdi secara eksplisit menyebutkan enam nama pejabat yang ia tuntut untuk bertanggung jawab dan mundur.

Mereka adalah Dadan Hidayana, Igor Pangaribuan, Ari Santoso, Ricola Febri, Reddy Hendra Gunawan, serta Sony Sonjaya yang kini menjabat Wakil Kepala Badan.

​Yazdi menegaskan bahwa praktik curang di BGN ini bukan sekadar dugaan, melainkan fakta riil yang terjadi di lapangan.

​”Bukan dugaan, Mbak, itu fakta terjadi di lapangan. Jadi masyarakat dan mitra memang dimintain duit kok. Itu fakta riil,” tegas Yazdi dalam pernyataannya, dikutip eranasional, Rabu (8/10/2025).

​Ia menjelaskan bahwa mitra-mitra yang bekerja dengan tulus justru terdampak, bahkan sampai harus mengeluarkan biaya besar dan meminjam ke bank akibat praktik tersebut.

​Yazdi juga melontarkan kritik keras terhadap kinerja tim verifikator program. Ia menyebut tim verifikator bekerja layaknya “jahannam, iblis” karena memverifikasi calon mitra dari hotel ke hotel, yang menurutnya tidak efisien dan sarat akan praktik setoran.

​”Buat apa mitra-mitra BGN itu diajak bertemu di hotel-hotel? Minta setoran Anda? Kan ini enggak betul,” ujarnya lantang.

​Yazdi menduga bahwa enam nama yang ia sebut merupakan pihak yang memegang kendali untuk menurunkan dan menaikkan status mitra.

Ia mempertanyakan pertimbangan teknis di balik penurunan status 6018 mitra dan memperingatkan agar kekuasaan tidak digunakan untuk “premanisme”.

​”Jangan menjadi premanisme ketika diberikan kekuasaan. Habis itu orang disuruh-suruh ngadep, ujung-ujungnya naik ke atas minta jatah,” tambah Yazdi.

​Atas kekecewaan yang memuncak, Ahmad Yazdi meminta agar para pihak yang disebut bertanggung jawab bersedia mundur sebelum dicopot oleh Presiden.

​”Dadan Hidayana, Igor Pangaribuan, kemudian Ari Santoso, Ricola Febri, Reddy Hendra Gunawan, dan Ketua Pelaksana Verifikator dan sekarang sudah menjadi Waka Badan, Sony Sonjaya, mundur deh lu pade. Enggak bisa kerja lu pade. Sebelum dipecat sama Bapak Presiden, mundur deh!” tuntut Yazdi.

​Pernyataan Ahmad Yazdi ini kini ramai diperbincangkan di media sosial.

Sejumlah pihak mendukung agar apa yang dikatakannya bisa didengar oleh pihak berwenang dan menuntut transparansi total serta pengusutan tuntas terhadap dugaan praktik curang di Badan Gizi Nasional.