JAKARTA – Lagi-lagi, kebocoran data pribadi masih menghantui masyarakat Indonesia, setelah kasus mengemparkan 279 juta data peserta BPJS Kesehatan bobol, kini giliran data nasabah asuransi BRI Life yang diduga bocor dan dijual secara online.

Dugaan itu muncul dalam sebauh postingan di akun Twitter Alon Gal (@UnderTheBreach) pada Selasa (27/7), yang berdasarkan kicauanya mengaku memiliki data sebanyak dua juta nasabah BRI Life dan 463.000 dokumen.

Dalam unggahannya tersebut juga menyertakan gambar atau screenshot yang berisi sejumlah data pribadi yang diduga milik nasabah BRI Life, seperti kartu tanda penduduk hingga rekam medis. Dan kemudian peretas juga meminta uang tebusan sebesar US$7.000 atau setara dengan Rp101,5 juta (dengan kurs rupiah Rp14.500 per dolar AS).

Merespon hal itu, juru bicara Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Dedy Permadi menyampaikan telah menerima informasi terkait dugaan kebocoran data pribadi BRI Life dan telah melakukan langkah-langkah cepat sesuai aturan perundangan yang berlaku.

“Langkah-langkah yang sejauh ini dilakukan oleh Kementerian Kominfo adalah sejak Selasa, 27 Juli 2021 sampai dengan saat ini, Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika melakukan investigasi internal untuk melakukan pendalaman terhadap sampling data pribadi yang diduga bocor” ujarnya, Rabu (28/7)

Kemudian kini kementerian Kominfo telah melakukan pemanggilan terhadap Direksi BRI Life pada hari ini, 28 Juli 2021 sebagai bagian dari proses investigasi.

“Hingga sampai saat ini investigasi masih terus berjalan, dan belum ada hasil yang dapat disimpulkan soal kasus kebocoran data yang melibatkan dua juta nasabah BRI Life tersebut,” tandas Dedy

Sementara itu merespon kebocoran data, Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila juga telah mengetahui kerjadian tersebut, dan menegaskan tengah menindak lanjuti kasus kebocoran yang merengut data pribadi nasabahnya tersebut.