Mendikbud Ristek Nadiem Makarim

JAKARTA- Pembelajaran tatap muka di setiap sekolahan masih menjadi terkendala dikarenakan status pandemi Covid-19, akan tetapi prioritas pertama dari Kemendikbud adalah mengembalikan anak-anak sekolah agar segera dilakukan pembelajaran tatap muka.

Dijelaskan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, upaya tersebut untuk meminimalisir learning loss atau ketertinggalan pendidikan selama pembejalaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19.

“Yang pertama adalah prioritas nomor satu, tidak boleh berubah. Kita harus mengembalikan anak ke sekolah, (belajar) tatap muka dengan seaman mungkin dengan protokol kesehatan,” kata Mendibudristek dalam diskusi daring, Rabu (18/8).

Nadiem mengakui PJJ selama pandemi Covid-19 banyak berdampak pada kompetensi siswa. Namun, hal itu bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi hampir di seluruh dunia.

Pandemi Covid-19, lanjut kata Nadiem, bukan hanya mengakibatkan learning loss, tapi termasuk juga pada psikologi siswa. Dikatakan Mendikbudristek hanya saja, pihaknya saat ini belum dapat memastikan atau mengukur seberapa besar dampak tersebut.

“Saat kita lakukan asesmen nasional pertama di sekitar kuartal keempat tahun ini, kita akan mengetahui di mana posisinya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Nadiem mengatakan selain membuka sekolah, pihaknya juga melakukan sejumlah upaya lain untuk mengejar ketertinggalan tersebut. Beberapa di antaranya dengan program Guru Penggerak dan Digitalisasi Sekolah.

“Guru Penggerak, dibuat untuk memberi intervensi pada siswa dalam bidang numerasi dan literasi. Program tersebut melibatkan belasan ribu mahasiswa yang akan mengajar di daerah tertinggal dan minim akses,” ujar Mendibukristek

Mantan bos Gojek itu pun berharap program digitalisasi sekolah bisa memperbaiki fasilitas pendidikan di daerah-daerah tertinggal dan terluar.

“Jadi itu kira-kira prioritas urgensinya. Selama lebih jangka panjang, ada berbagai kebijakan yang berhubungan dengan merdeka belajar,” katanya.