Jakarta, eranasional.com | Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie mengingatkan, PT. Telkom agar mulai persiapkan diri dalam rangka menghadapi era revolusi industri 5.0. Pasalnya, beberapa tahun ke depan era revolusi industri 4.0 bakal segera beralih.
Di samping itu, selain Telkom menjadi perusahaan plat merah komunikasi terdepan di Indonesia. Telkom juga harus memamfaatkan teknologi dengan sebaik mungkin untuk berinovasi, khususnya merambah titik-titik lainnya yang belum terjamah. Pasalnya, Telkom sangat mengusai persoalan jaringan di republik ini.
“Telkom sebagai jasa penyedia server harus bergerak maju move on. Telkom harus peduli, karena banyak orang-orang yang unggul dan hebat.
Kalau kita masih tradisi lama kita akan tertinggal,” kata Jerry, dalam acara diskusi bertajuk, Tantangan Telkom Menghadapi Industri 5.0, di Jakarta Pusat, Minggu (23/2/2019).
Lanjut kata dia, saat ini era Industri berbasis human center dan technology based perlu dimanfaatkan dan diperkuat apalagi kalau 5.0 industri diterapkan. Jepang saja dari 10 ribu tenaga kerja memiliki 1560 robot. Jangan sampai tenaga kerja di kuasai robotic. Technology kearning diperkuat dan smart factory biar kita siap ke era 5.0
Pokoknya kata Jerry, kepemimpinan saat ini sudah baik tinggal diperkuat bagian riset saja apalagi perpaduan ayah dan anak antara Telkom dan Telkomsel cukup harmonis.
Sementara itu, Founder Indonesia Maju Institute M. Lukman Edi mengatakan, Telkom sebagai perusahaan plat merah yang paling diandalkan untuk memasuki revolusi industri 5.0. Namun, saat ini sangat penting juga Telkom menyentuh persoalan kemasyarakatan yang jauh dari perhatian.
Seperti menyelesaikan kesenjangan pendidikan dan kesehatan antara perkotaan dan pedesaan. Jadi harus ada langkah teknis dan strategis sehingga internet dapat bermamfaat bagi kemaslahatan orang banyak.
Di samping itu, Telkom pun harus diberi banyak anggaran untuk melakukan riset-riset sehingga ada temuan-temuan baru yang inovatif.
“Plat merah yang paling diandalkan adalah telkom, harus dikasih uang yang banyak untuk adakan berbagai riset. Kalau tidak siap bakal tergilas oleh zaman. Masyarakat harus disiapkan juga kalau tidak akan tergilas oleh zaman,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Penggagas Indonesia Jalan Baru Hastoruan mengatakan, saat ini yang terpenting adalah bagaiamana menuntaskan revolusi industri 0.1, 0.2, 0.3, dan 0.4.
Mengingat bila dasarnya sudah dilalui dengan tepat, maka saat memasuki revolusi industri 5.0 mendatang dapat dijadikan sebagai suatu era menjadi kekuatan untuk mengubah nusantara.
Namun, untuk keberhasilan dalam revolusi 5.0 dibutuhkan suatu kekuatan ekonomi. Kemudian perlu digali bagaiamana memperoleh pendapatan nasional agar tidak membebani APBN dan hutang, tetapi mendatangkan solusi.
“Jangan-Jangan karena pengertian yang berbeda jadi orang gak tau soal 5.0. Pertama kalau kita tahu revolusi 1.0 industri uap, 2.0 industri listrik, 3.0 industri komputer, 4.0 internet, 5.0 ini baru dirilis jepang kita sudah sepakat gak ? Atau jangan-jangan kita enggak tahu. Jadi kita harus sepakat dulu,” tutupnya.
(Era/red).
Tinggalkan Balasan