Eranasional.com – Negara-negara Barat baru saja menyepakati pemblokiran bank-bank Rusia dari SWIFT. Hal ini menjadi sanksi atas serangan yang dilakukan Rusia ke Ukraina dalam beberapa hari terakhir.

“Ini [sanksi] akan memastikan bahwa bank-bank Rusia akan terputus dari sistem keuangan internasional yang bisa membahayakan kemampuan mereka untuk beroperasi secara global,” tulis Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan sejumlah negara Uni Eropa, dalam sebuah pernyataan, Sabtu (26/2), mengutip dari CNN.

Apa itu SWIFT? Dan bagaimana pemblokiran tersebut akan berdampak pada Rusia?

Pada dasarnya, SWIFT merupakan sistem perpesanan global yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan di seluruh dunia.

Apa Itu SWIFT?
SWIFT merupakan singkatan dari Society Worldwide Interbank Financial Telecommunication. Mengutip Investopedia, SWIFT adalah sistem yang berada di balik sebagian besar transaksi pembayaran dan pengiriman dana internasional.

SWIFT merupakan jaringan pengiriman pesan yang digunakan oleh bank dan lembaga keuangan lainnya untuk mengirim dan menerima informasi transaksi dengan cepat dan aman. Misalnya saja, instruksi pengiriman dana.

Saat ini, ada lebih dari 11 ribu lembaga keuangan di dunia yang tergabung dalam SWIFT. Tercatat, pada tahun 2021, rata-rata lembaga keuangan tersebut mengirimkan 42 juta pesan per hari.

SWIFT bekerja dengan memberikan kode unik pada masing-masing lembaga keuangan. Kode ini secara bergantian disebut sebagai kode pengenal bank, kode SWIFT, ID SWOFT, atau kode ISO 9362.

Misalnya saja, SWIFT digunakan saat salah seorang nasabah di Bank of America ingin mengirimkan dana ke rekening di UniCredit Banca, Venesia.

Namun, perlu dicatat, SWIFT hanyalah sebuah sistem pesan. SWIFT tidak menyimpan dana atau sekuritas apa pun, dan tidak mengelola akun klien.

Sebelum SWIFT, Telex merupakan satu-satunya sarana konfirmasi pesan yang tersedia untuk pengiriman dana internasional. Namun, Telex terkendala karena kecepatannya yang terbilang rendah dan masalah keamanan.

Pada tahun 1973 silam, SWIFT kemudian dibentuk sebagai solusi anyar dengan kantor pusat yang berada di Belgia.

Seiring berjalannya waktu, SWIFT terus berkembang. Tak hanya memberikan pesan instruksi pembayaran atau pengiriman dana, tapi juga mengurus transaksi keamanan, transaksi treasury, transaksi perdagangan, dan transaksi sistem di seluruh dunia.

Dalam laporan SWIFT teranyar, data menunjukkan hampir 45 persen lalu lintas SWIFT masih digunakan untuk pesan berbasis pembayaran, 49 persen digunakan untuk transaksi keamanan.

Dampak Pemblokiran SWIFT

Pemblokiran disebut akan membatasi akses Rusia ke pasar keuangan di seluruh dunia.

Mengutip CBC, ahli teknologi keuangan dan sistem informasi di University of Manchester, Markos Zachariadis mengatakan bahwa hal tersebut akan memotong akses Rusia dan internet.

“Bayangkan semua organisasi ini yang beroperasi secara online. Mereka memiliki pelanggan di mana mereka mengirim informasi dan bertransaksi, lalu tiba-tiba tidak memiliki akses,” ujar Zachariadis.

Pakar sanksi internasional, Maria Shagina mengatakan bahwa dampak pemblokiran Rusia dari SWIFT bisa sangat merugikan. Pasalnya, Rusia sangat bergantung pada SWIFT.

“Rusia sangat bergantung pada SWIFT, karena ekspor hidrokarbon dalam mata uang dolar AS,” ujar Shagina.

Pemutusan ini, lanjutnya, akan menghentikan semua transaksi internasional dan memicu volatilitas mata uang.(CNN)