Eranasional.com – Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XIV/Hasanuddin Kolonel Inf Rio Purwantoro mengungkapkan kronologi perkelahian yang menewaskan sopir angkot berinsial BS (50) setelah berkelahi dengan anggota TNI berinisial Serma DJ.

Seperti diketahui, peristiwa duel maut antara keduanya itu terjadi di Lorong 13, Jalan Rajawali, Kecamatan Mariso, Makassar, Sulawesi Selatan pada Sabtu (5/3/2022) dini hari.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tim intelijen, Kolonel Rio menjelaskan, korban BS awalnya sedang memperbaiki angkot miliknya. Angkot tersebut diparkir oleh korban di tengah jalan lorong.

Di saat bersamaan, datanglah Serma DJ yang hendak melintas. Karena dianggap menghalangi jalan bagi pengendara lain, Serma DJ kemudian menegur korban BS.

“Saudara minta maaf, minta tolong mobilnya kalau bisa diparkir agak ke pinggir karena orang tidak bisa lewat,” kata Kolonel Rio menirukan ucapan Serma DJ yang dikutip dari keterangan resminya pada Sabtu (5/3).

Dilansir dari Kompas.com, Alih-alih langsung memindahkan angkot miliknya, kata Rio, korban mengatakan hanya sebentar. Namun, setelah ditunggu angkot tersebut belum juga dipindahkanoleh korban.

Selanjutnya, Serma DJ memutuskan menegurnya kembali. Usai ditegur yang kedua kalinya, korban BS tidak terima.

Ia malah menantang Serma DJ. Tak lama berselang, Serma DJ dikejar oleh korban untuk melakukan penyerangan.

Ketika itu, kata Rio, korban BS mempersenjatai diri dengan membawa kunci roda dan pisau. Pengejaran Serma DJ oleh korban akhirnya terhenti di sebuah bangunan.

Serma DJ terpojok kemudian diserang oleh korban menggunakan kunci roda dan pisau. Saat duel terjadi, korban BS berhasil melukai Serma DJ.

Menurut Rio, Serma DJ terkena hantam kunci roda di bagian kepala . Selain itu, Serma DJ juga dilaporkan terluka di rahang. Hal itu terjadi setelah Serma DJ menangkis serangan pisau yang diarahkan ke tubuhnya.

Serma DJ yang ketika itu diserang tak diam saja. Ia memutuskan melakukan pembelaan diri hingga berhasil merampas pisau badik milik korban BS.

“Serma DJ yang ketika terdesak berhasil merampas pisau badik milik BS. Kemudian menusuknya tepat di ulu hati, lalu korban jatuh terkapar. Begitu juga Serma DJ seketika itu linglung dan jatuh pingsan.”

Setelah perkelahian tersebut, Serma DJ dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka robek di dagu kiri dengan panjang enam centimeter dengan lebar satu centimeter.

“Luka robek di dagu panjang dua centimeter, dan luka robek pada kepala/ubun-ubun panjang dua centimeter. Korban BS meninggal dunia karena kena tusukan pisau pada bagian ulu hati,” ujar Rio.

Lebih lanjut, Rio mengatakan perkelahian antara korban BS dan anggota TNI Serma DJ motifnya karena kesalahpahaman.

“Perselisihan ini motifnya diduga kesalahpahaman, karena antara oknum anggota TNI dan pelaku pengejaran (BS) tidak pernah ada permasalahan sebelumnya. Tiba-tiba ketemu di lorong,” kata Kolonel Rio.

Terkait kejadian ini, Rio mengimbau kepada semua pihak untuk tidak terpancing ataupun terprovokasi. Sebab, permasalahan ini sudah ditangani Polisi Militer, Denpom XIV/4 Makassar dan pihak kepolisian.

“Jadi, sementara ini dalam proses pemeriksaan lebih lanjut,” tutur Kolonel Rio.

Sementara itu, Ketua RT setempat bernama Sri Rejeki membenarkan adanya perkelahian di wilayah kerjanya.

Duduk persoalannya, kata Sri, diduga gara-gara korban parkir di jalanan saat memperbaiki angkotnya. Lalu tak terima setelah ditegur oleh anggota TNI.

“Saya dengar ada suara ribut-ribut warga, nanti ramai-ramai, ada perkelahian warga katanya dengan tentara. Ini korban dibilang parkir di tengah jalan, ditegur lalu dia malah marah-marah,” ujar Sri kepada wartawan. (***)