Amaq Sinta warga Desa Ganti, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB)

Eranasional.com – Penyidikan terhadap Amaq Sinta, korban begal yang dijadikan tersangka, resmi dihentikan Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Sabtu 16 April 2022.

Keputusan penghentian penyidikan kasus korban begal jadi tersangka karena membela diri dari tindakan begal tersebut disampaikan secara langsung oleh Kapolda NTB Irjen Pol Joko Purwanto.

Irjen Pol Joko Purwanto menuturkan, penghentian tersebut menggunakan dasar Pasal 30 Peraturan Kapolri Nomor 6 Tahun 2019.

“Kami menyimpulkan bahwa untuk penanganan atau penyidikan kasus tersebut dihentikan, atas nama tersangka seperti yang saya sebutkan M alias AS,” kata Irjen Pol Joko Purwanto, 16 April 2022.

“Karena kalau kita perhatikan di pasal 30 Peraturan Kapolri nomor 6 2019, berkaitan dengan penyidikan tindak pidana bahwa penghentian penyidikan dapat dilakukan demi kepastian hukum, kemanfaatan, dan keadilan,” katanya menjelaskan, seperti dikutip pikiran-rakyat.com dari Antara.

Adapun oenghentian penyidikan itu dilakukan setelah disesuaikan dengan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan para saksi.

Dari hasil pendalaman penyidikan kasus begal tersebut polisi tidak menemukan adanya unsur perbuatan melawan hukum.

Amaq Sinta warga Desa Ganti, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB)

Selain itu, polisi juga berkesimpulan bahwa, perbuatan pembelaan diri Amaq Sinta merupakan perbuatan yang bukan melawan hukum baik secara formil dan materil.

Amaq Sinta menjadi korban pembegalan oleh empat orang pemuda di Jalan Raya Desa Ganti, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat pada Minggu 10 April 2022.

Demi mempertahankan diri, Amaq Sinta melakukan perlawanan yang mengakibatkan tewasnya dua dari empat orang pelaku pembegalan.

Dengan keputusan tersebut, Amaq Sinta yang sempat merasakan dinginnya jeruji besi secara resmi dibebaskan. Mendengar keputusan tersebut, dia bahkan mengungkapkan rasa syukur dan mengapresiasi Polda NTB.

“Saya syukur alhamdulillah saya bebas, perasaan saya senang,” kata Amaq Sinta setelah mendengar keputusan Polda NTB.

Sementara itu, dua orang pelaku pembegalan yang ditangkap Polda NTB akan tetap menjalani proses hukum dan dijerat dengan pasal pencurian dengan tindak kekerasan.***