Keterangan foto Prof. drh.Rizal Martua Damanik, PhD menerima sertifikat penghargaan dari Dr. Natalia Kanem di markas UNPA New York

ERANASIONAL.COM- Di Tahun 2022 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memperoleh penghargaan United Nations Population Fund Award (UNFPA). Penghargaan tersebut diterima secara langsung di kantor PBB New York oleh Prof. M.Rizal Martua Damanik, PhD sebagai Deputi Bidang Litbang dan Pelatihan BKKBN.

Menurut Rizal Damanik penghargaan dari UNFPA sebagai kategori institusi BKKBN. Sedangkan Indonesia sendiri pernah mendapat penghargaan dari UNFPA  tahun 1989 ketika itu yang menerima secara langsung di kantor pusat PBB adalah Presiden Soeharto. Sejak berdiri tahun 1970 baru kali ini BKKBN meraih penghargaan dari UNFPA. “Kami mengajukan BKKBN sebagai kandidat penerima UNFPA sejak 2017, setiap tahun kami mengajukan ke lembaga internasional PBB urusan populasi tersebut karena yakin kami lembaga yang konsisten memperjuangkan kualitas dan kuantitas penduduk di Indonesia lebih dari 33 tahun,”ujar Rizal Damanik ketika ditemui Eranasional.com di ruang kerjanya yang asri, kamis (23/6/2022).

Lebih lanjut Rizal Damanik memaparkan, kalau pengendalian laju pertambahan penduduk menjadi salah satu indicator dari total fertility rate (TFR) atau jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita semasa periode aktif. Pada masa lalu TFR Indonesia 5 sampai 6 anak, jika tidak dikendalikan penduduk Indonesia saat ini bisa membeludak. Saat ini Indonesia memiliki TFR sampai pada jumlah yang ideal yakni dua anak dari setiap wanita yang melahirkan.

Rizal Damanik juga menjelaskan beberapa poin yang membuat United Nations of Population menjatuhkan pilihan ke BKKBN untuk UNFPA yaitu : Pertama, pelaksanaan KB Indonesia masih berjalan sampai sekarang walaupun sudah tidak ada kebijakan dua anak cukup tetapi sudah berubah dengan dua anak lebih berkualitas. Kedua, Model KB di Indonesia sebagai contoh di Negara-negara berkembang terutama hubungan baik dengan LSM dan tokoh keagamaan sehingga tidak menimbulkan konflik di masyarakat. Ketiga, Indonesia aktif berbagi pengalaman dengan negara-negara berkembangan dari afrika dan asia. Keempat, BKKBN berada di garis depan dalam menghadapi persoalan aborsi. Kelima, Indonesia mampu meningkatkan usia harapan hidup menjadi 78 tahun dan juga membuat program aktivitas pada masyarakat yang lanjut usia. Keenam, di masa pandemi Indonesia mampu mengendalikan kehamilan di saat work from home akibar pandemic dengan menjemput bola terutama dalam pemasangan kontrasepsi. Lalu ke tujuh, BKKBN turut serta dalam mengurangi meningkatnya angka stunting di Indonesia dengan mencegah munculnya stunting baru dengan membina pasangan baru menikah.. Sehingga terjadi penurunan stunting yang sebelumnya di tahun.2019 jumlah anakl stunting 27 persen dan sekarang diturunkan menjadi 24 persen.

Bagi Rizal Damanik, yang berlatar belakang professor Kedokteran Hewan dari Institut Pertanian Bogor menerima secara langsung penghargaan tertinggi di bidang populasi oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di markas PBB adalah suatu kebanggaan yang tidak terhingga. “Dulu 1989 Presiden Soeharto yang menerima secara langsung penghargaan dari PBB di New York, sekarang yang menerima secara langsung Rizal Damanik di tempat yang sama yakni markas PBB, “seloroh Rizal Damanik.

(Prasetyo Sudrajat)