JAKARTA, Eranasional.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta seluruh Dinas Kesehatan (Dinkes) dan rumah sakit di Indonesia segera melaporkan jika menemukan kasus keracunan makanan berasap mengandung nitrogen cair atau disebut dengan ‘Chiki Ngebul’. Hal ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor SR.01.07/III.5/67/2023 perihal Pelaporan Kasus Kedaruratan Medis dalam Penggunaan Nitrogen Cair pada Makanan.
Surat edaran merespon adanya beberapa pelajar Sekolah Dasar (SD) yang keracunan pasca mengonsumsi chiki tersebut.
“Terkait hal tersebut, kepada seluruh Dinkes Provinsi, Dinkes Kabupaten/Kota, dan rumah sakit agar melaporkan jika ditemukan kasus keracunan pangan akibat mengonsumsi Chiki Ngebul,” bunyi SE yang diterima Eranasional.com, Jumat (6/1/2023).
Laporan bisa ditujukan kepada Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes yang beralasan di Gedung Adhyatma Lt 4 Ruang 409, Jalan HR Rasuna Said, Blok X5, Kavling 4-9, Jakarta Selatan.
Bisa juga melakui kontak Tim Kerja Pelayanan Kesehatan Rujukan Lain di Nomor 088215992763 atau melalui email pelayanankesehatan.rujukanlain@gmail.com.
Namun demikian, Kemenkes menegaskan keracunan nitrogen cair bukan dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Hal ini tertuang dalam surat edaran (SE) Nomor SR.01.07/III.5/154/2023.
Surat yang ditandatangani oleh Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, Yuli Astuti Saripawan itu menyebut, hanya terjadi peningkatan kasus.
“Tidak terjadi KLB, hanya terjadi peningkatan kasus dalam penggunaan nitrogen cair yang bersifat lokal. Namun demikian, jika terjadi kejadian serupa di tempat lain, tetap perlu melaporkan dan memantau serta berkoordinasi penanganannya di lapangan,” sebut SE tersebut.
Sebelumnya, pada akhir tahun 2022, sebanyak 7 pelajar SD Negeri 2 Ciawang, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami keracunan jajanan ‘Chiki Ngebul’ atau disingkat Cibul.
Cibul merupakan makanan ringan berasap yang banyak dijual di hampir setiap sekolah di Tasikmalaya.
Akibat keracunan, para korban langsung mengalami diare dan muntah-muntah di ruangan kelas tak lama setelah mengonsumsi jajanan itu.
Ketujuh siswa itu sempat dibawa ke Puskesmas Leuwisari untuk mendapatkan perawatan medis. Kemudian, salah seorang di antaranya dirujuk ke RSUD SMC Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.
Tinggalkan Balasan