Juni lalu, Turki dan kedua negara Nordik tersebut menandatangani sebuah memorandum pada pertemuan puncak NATO untuk mengatasi masalah keamanan yang sah dari Ankara, membuka jalan bagi keanggotaan mereka dalam aliansi tersebut.
Dalam memorandum tersebut, Swedia dan Finlandia sepakat untuk tidak memberikan dukungan kepada PKK/YPG/PYD dan FETO, untuk mencegah semua aktivitas kelompok teror, ekstradisi tersangka teror, untuk memperkenalkan Undang-undang baru untuk menghukum kejahatan teroris, dan tidak menerapkan embargo senjata nasional di antara ketiga negara tersebut. Namun, Swedia hanya mengadopsi “langkah-langkah kosmetik” untuk membendung PKK, yang dituduh mengumpulkan dana di Eropa untuk membiayai kampanye terornya di Turki, yang menewaskan lebih dari 40.000 orang.
Pada 11 Januari, sebuah kelompok pro-PKK mengorganisir unjuk rasa anti Turki dan menggantung patung yang disamakan dengan gambar Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Stockholm. Turki mengecam insiden provokatif ini dan insiden pembakaran Al Qur’an baru-baru ini.
Situasi dasar mengungkapkan bahwa Swedia belum melaksanakan janjinya dalam tindakan, membahayakan peluangnya untuk memenangkan persetujuan Turki untuk masuk ke NATO.
Tinggalkan Balasan