Rasmus Paludan , politisi anti Islam Swedia-Denmark yang berkali-kali membakar salinan Al-Qur’an. (Foto: Net)

Menanggapi cerita eksplisit Paludan, pengguna lain bertanya kepada anak di bawah umur itu. “Apakah Anda bekerja di Netto, atau apa? Berapa umur Anda?”

Meski menyadari audiens-nya di bawah umur, Paludan juga memberi tahu salah satu pengguna Discord pada 14 Agustus 2021, bahwa dia “telanjang” saat berjalan di sekitar dapur. Selain itu, Paludan berbicara tentang Islam kepada anak laki-laki dalam upaya apa yang dia sebut “mendidik” atau “menjelaskan” kepada mereka mengapa dia tidak menyukai agama itu. Dia mulai menggunakan Discord setelah akun YouTube-nya dihapus pada Februari 2020.

Dia tidak menghadapi tuntutan hukum atas obrolan yang tidak pantas tetapi telah didakwa dengan total 14 pelanggaran di masa lalu, seperti rasisme, pencemaran nama baik, dan pelanggaran peraturan lalu lintas.

Latar Belakang Kriminal

Latar belakang kriminalnya juga mengungkapkan bahwa dia dijatuhi hukuman 2-3 bulan penjara dan tidak diizinkan mengemudi untuk jangka waktu tertentu atau bekerja sebagai pengacara selama tiga tahun.

Baru-baru ini, Paludan membakar salinan Al Qur’an di luar gedung Kedutaan Besar Turki di Swedia. Meski mendapat kecaman internasional, Paludan bersumpah akan membakar kitab suci itu setiap Jumat hingga Swedia diterima sebagai anggota NATO.

Swedia dan Finlandia secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan NATO pada Mei 2022 lalu, mengabaikan posisi nonblok militer yang mereka pertahankan selama beberapa dekade. Perubahan sikap itu dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari 2022.

Tetapi Turki, anggota NATO selama lebih dari 70 tahun menyatakan keberatan terhadap keinginan Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO. Turki menuduh kedua negara mentoleransi dan bahkan mendukung kelompok teroris, termasuk PKK dan Organisasi Teroris Fetullah (FETO), kelompok yang dituduh berada di balik upaya kudeta 15 Juli 2016 di Turki.