Amien Rais, kata dia, akan langsung menggelar konferensi pers di depan Istana apabila permintaan pertemuan itu ditolak oleh Jokowi.
Mendengar rencana dan ajakan Amien tersebut, Din mengaku tidak memiliki nyali sebesar itu. “Kalau dia (Jokowi) enggak mau menerima kita, kita bikin konferensi pers di depan Istana,” ucap Din Syamsuddin menirukan perkataan Amien Rais waktu itu.
“Waduh. Saya terus terang, nyali saya enggak setinggi itu. Yang saya dengar Pak Amien mau mendirikan partai baru, tetapi bukan itu yang keluar,” sambungnya disambut gelak tawa kader Partai Ummat.
Sementara itu, mendengar cerita Din Syamsuddin, Amien Rais hanya tersenyum seraya menggaruk-garuk belakang kupingnya. Menurut Din, jika saat itu Amien Rais benar-benar mengajaknya membentuk partai baru, dia akan taat terhadap ajakan itu.
Oleh karena itu, kata Din, bisa saja dia saat ini yang menduduki posisi Wakil Ketua Majelis Syura Partai Ummat, bukan orang lain. “Saya pasti nomor dua di bawah Pak Amien,” kata Din bergurau.
Walau begitu, Din Syamsuddin menegaskan bahwa tidak pernah takut dengan apa pun, kecuali kepada Allah SWT. Hanya saja, terkait ajakan Amien Rais itu, Din mengaku bahwa keberaniannya belum mencapai tingkatan tersebut.
“Nah ini pilihan pertama, saya terus terang mempertimbangkan dengan berbagai alasan. Kalau pilihan revolusi, apakah pemakzulan Presiden secara langsung, atau lewat mendesak MPR untuk menggelar Sidang Istimewa seperti yang Pak Amien lakukan di tahun 1998, maka saya memilih opsi kedua, itu berjuang lewat jalur konstitusi dengan ikut mendukung atau memprakarasai berdirinya partai,” kata Din.
Tinggalkan Balasan