Perwakilan kader Partai Demokrat di Purwakarta menyatakan mengundurkan diri dari keanggotaan partai tersebut. (Foto: Istimewa)

PURWAKARTA, Eranasional.com – Ratusan kader dari Dewan Pengurus Cabang (DPC), DPAC, Ranting hingga Anak Ranting Partai Demokrat Kabupaten Purwakarta mengundurkan diri secara massal. Mereka mencopotkan almamater partai hingga mengembalikan berkas kepengurusan ke Ketua DPC Partai Demokrat Purwakarta.

Salah satu yang mengundurkan diri yaitu Ketua Srikandi yang juga Wakil Sekretaris DPC Partai Demokrat Kabupaten Purwakarta, Rini Meilani.

“Saya terlahir dari Partai Demokrat, tapi tidak ada keharmonisan dengan kepengurusan yang sekarang. Saya sebagai ketua Srikandi sangat menyayangkan tapi ini harus dilakukan, karena di politik kita harus bisa menentukan sikap dan ini langkah saya harus mundur dari kepengurusan sekaligus Ketua Srikandi Partai Demokrat Purwakarta,” ucap Rini, Rabu (03/05/2023).

Sikap serupa juga ditunjukkan Ade Winarto, salah satu Ketua DPAC Kecamatan Cibatu, ia merasa tidak nyaman dan tak sejalan dengan sikap Ketua DPC Partai Demokrat (PD) Kabupaten Purwakarta.

“Saya Ketua DPAC Kecamatan Cibatu beserta seluruh pengurus baik di tingkat kecamatan ranting dan anak ranting hari ini mengundurkan diri dari partai demokrat,” tegasnya.

Tanggapan Ketua DPC Demokrat Purwakarta

Ketua DPC Partai Demokrat Purwakarta Asep Chandra mengatakan bahwa dirinya baru menerima surat pengunduran diri dan belum mengetahui alasan kader-kader Partai Demokrat itu mengundurkan diri. Meski begitu, baginya keluar masuknya kader dalam organisasi adalah hal yang biasa.

“Saya baru menerima surat pengunduran diri mereka. Tapi apa pun alasan dan urusannya, DPC Partai Demokrat Purwakarta akan menjaga silaturahmi. Hal  seperti ini merupaka  hal yang biasa dalam berorganisasi, dinamika berorganisasi hal yang biasa,” ujar Asep ditemui di kantor DPC Partai Demokrat Purwakarta, Kamis (04/05/2023).

Asep menyatakan, para kader itu mengundurkan diri secara tiba-tiba dan tidak ada informasi ataupun pembahasan sebelumnya terkait akan adanya para kader mundur secara massal.