Menko Polhukam Mahfud MD menyebut kelompok terorisme mengirimkan uang miliaran rupiah untuk merakit bom. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, Eranasional.com – Menko Polhukam Mahfud MD mengungkapkan adanya penemuan transaksi bernilai miliaran rupiah untuk pembuatan bom berkedok membeli sajadah di Jawa Timur yang dilakukan oleh kelompok terorisme.

Selain digunakan untuk membiayai perakitan bom dan melancarkan serangan, uang tersebut juga digunakan kelompok terorisme untuk merekrut anggota baru.

“Kelompok terorisme memanfaatkan tekologi digital dalam melancarkan dan mengembangkan kelompoknya,” kata Mahfud MD saat memberikan sambutan di acara Pengarahan Gerakan Literasi Digital di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (1362023).

“Teknologi digital telah memberikan alat baru bagi kelompok teroris untuk melancarkan serangan dan merekrut anggota baru untuk merencanakan serangan,” sambungnya.

Mahfud mengaku sebagai Ketua Tim Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), dirinya melihat secara langsung berapa banyak uang yang mencurigakan dikirim dengan modus berpura-pura beli sajadah di salah satu tempat di Jawa Timur.

“Saya kebetulan Ketua Tim TPPU, jadi saya melihat berapa banyak yang mencurigakan bahwa ini untuk terorisme. Modusnya memesan produk sajadah di sebuah tempat di Jawa Timur. Nilainya miliaran rupiah,” tuturnya.

Ternyata, perusahaan manipulatif itu tidak dikirimi sajadah, tetapi digunakan untuk membuat bom.

Lanjut Mahfud, selain serangan cyber terrorist, hal yang perlu diperhatikan juga adalah serangan siber oleh suatu negara atau kelompok jahat yang melakukan pengintaian.

Dia mencontohkan, kemunculan Bjorka, yang pernah menghebohkan di media sosial, yang mengklaim telah terjadi kebocoran data.

“Kemudian ada serangan siber yang disponsori oleh negara atau kelompok yang bermaksud jahat terhadap Indonesia yang mengklaim dapat melakukan pengintaian atau pencurian informasi seperti yang pernah kita dengar. Dia mengaku memiliki data pribadi yang bocor, pembicaraan antara presiden dan menteri bocor, dan bisa lebih dahsyat dari itu. Hanya saja kebenarannya tidak kita ketahui,” ujar Mahfud MD.