Mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan mengungkapkan ada mantan pegawai KPK yang memiliki transaksi mencurigakan sebesar Rp300 miliar. (Foto: Net)

JAKARTA, Eranasional.com – Mantan penyidik KPK Novel Baswedan kembali mengungkapkan kebobrokan lembaga antirasuah tersebut. Katanya, Ada mantan pegawa KPK yang memiliki transaksi mencurigakan sebesar Rp300 miliar. Menurut dia, hal itu tidak logis.

Novel mengungkapkan itu melalui podcast miliknya berjudul “Deretan Kasus Menjerat Pimpinan KPK”. Dalam podcast tersebut dia bersama mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto (BW).

Novel mengatakan temuan transaksi mencurigakan itu merujuk data dari Pusat Analis Transaksi dan Keuangan (PPATK).

“Terkait dengan laporan PPATK itu terhadap seorang pegawai KPK di penindakan nilai transaksinya Rp300 miliar, dan saya menduga lebih jumlahnya. Ada katakana sampai Rp1 triliun.

Dia menilai transaksi sebesar itu tidak logis bagi seorang penyidik di KPK. Katanya, penyidik itu sempat diperiksa Dewan Pengawas (Dewas) KPK.

“Tapi itu enggak diperiksa, padahal sudah diperiksa Dewas. Tapi kemudian mengundurkan diri dan lewat,” kata Novel Baswedan.

Mantan penyidik senior KPK Novel Baswedan mengungkapkan ada mantan pegawai KPK yang memiliki transaksi mencurigakan sebesar Rp300 miliar. (Foto: Net)

Dia menduga ada pihak lain yang terlibat dalam transaksi mencurigakan tersebut. Novel berharap hal itu bisa diusut tuntas.

“Saya meyakini atau menduga kuat dia tidak bekerja sendiri. Ada level-level struktural. Itu harus diperiksa, kalau tidak bagaimana bisa memastikannya. Masa iya level penyidik berani (bertransaksi) sebesar itu,” ujarnya.

Novel pun mempertanyakan sikap pimpinan KPK yang tidak melakukan penyelidikan lebih lanjut. Katanya, pimpinan KPK justru membiarkan penyidik itu mengundurkan diri.

Namun, Novel tidak menyebut identitas mantan penyidik yang dimaksudnya dan kapan pengunduran diri itu terjadi.

Sementara itu, BW meminta KPK harus mengusut transaksi mencurigakan sebesar Rp300 miliar yang diduga melibatkan mantan karyawannya itu. Kata dia, hal itu bisa membuat citra KPK memburuk jika tidak diusut tuntas.

“Dengan tidak melakukan proses pemeriksaan lebih lanjut berarti sedang melindungi atau membiarkan jaringan itu bekerja. Sekarang ini KPK sedang tidak aman,” ucap BW..

“Jaringan itu kemudian besar meng-invented yang lainnya lagi. Maka kerusakannya bertambah besar,” pungkasnya.