Bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, Eranasional.com – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan segera mengumumkan cawapres yang akan berduet dengan dirinya paling lama Agustus 2023.

“Pendaftaran capres cawapres bulan Oktober, sebaiknya Juli atau Agustus diumumkan agar publik dapat menilai rekam jejak cawapres itu,” kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, Kamis (6/7/2023).

Dia membenarkan, bahwa semua koalisi memiliki strategi, tetapi sebaiknya cawapres Anies segera diperkenalkan ke publik secepatnya.

“Semua punya strategi. Tapi kalau terlambat, maka waktu yang dimiliki sedikit untuk menyosialisasikan ke masyarakat,” ujarnya.

“Semoga Mas Anies segera mengumumkan,” sambungnya.

Cawapres Ganjar Diumumkan September

Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan cawapresnya Ganjar Pranowo masih digodok. Dia menyebut kemungkinan akan diumumkan pada September atau Oktober 2023.

“Bulan Juli dan Agustus ini penggemblengan, penggodokan. Kemudian Ibu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan mengumumkan. Tentu saja setelah berkoordinasi dengan ketua umum partai politik pendukung lainnya dan Presiden Jokowi,” kata Hasto usai mengisi kuliah umum di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, Rabu (5/7).

Bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan. (Foto: Istimewa)

Menurut Hasto, pengumuman cawapres Ganjar sangat tergantung momentum yang tepat. Kata dia, hal itu akan diperhitungkan, termasuk kesatupaduan Ganjar dengan wakilnya.

“Visi misinya yang diangkat apa dan bagaimana pasangan itu nanti menjawab berbagai persoalan yang dihadapi rakyat dan negara saat ini,” jelasnya.

Dia pun menyebutkan beberapa nama yang disebut-sebut akan menjadi cawapres Ganjar Pranowo yakni Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.