Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya. (Foto: Ist/Dok PBNU)

JAKARTA, Eranasional.com – Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) membantah pernyataan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang mengklaim telah direstui oleh kiai PBNU untuk menjadi cawapres Anies Baswedan. Gus Yahya memastikan restu itu bukan dari kiai di PBNU.

Menurut Gus Yahya, tidak hanya Cak Imin yang merepresentasikan dukungan NU, tapi banyak tokoh yang kerap memproklamasikan diri sebagai Nahdlatul Ulama (NU). Karena itu, dia tidak mempermasalahkannya.

“Yang mengaku sebagai orang NU tidak hanya satu orang, bukan Ketua Umum PKB saja. Pak Mahfud juga sering mengatakan dirinya NU dan lain-lain. Banyak yang mengaku orang NU,” ujar Gus Yahya di kantor PBNU, Kramat, Jakarta Pusat, Sabtu (2/9).

Namun, dia tidak menampik Cak Imin adalah orang NU. “Saya kalau ditanya, itu NU benaran? Ya NU lah. Apakah Ketua Umum PKB itu NU? NU, sepupunya Sekjen NU, enggak NU itu bagaimana, ya pasti NU. Pak Mahfud MD (Menko Polhukam) juga jelas NU, Bu Khofifah (Gubernur Jawa Timur) NU. Banyak NU-NU yang lain, silakan saja,” tuturnya.

Meski begitu, dia membeirkan ucapan selamat telah dideklarasikannya duet Anies-Cak Imin itu.

“Kami hanya mengucapkan selamat, sudah dapat jodoh, enggak jomblo lagi,” ucapnya berseloroh.

Gus Yahya menegaskan tidak ada capres-cawapres Pilpres 2024 atas nama NU. Jika ada mengklaim berarti atas nama pribadi.

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya. (Foto: Ist/Dok PBNU)

“Saya tegaskan sekali lagi, tidak ada capres atas nama NU. Kalau pun ada mengatasnamakan NU, itu atas nama kredibilitasnya sendiri, track record-nya sendiri, tidak atas nama NU,” jelas Gus Yahya.

“Kami di PBNU tidak pernah membicarakan capres, karena itu di luar domain kami sebagai organisasi keagamaan kemasyarakatan. Itu domainnya partai politik,” sambungnya.

Dia menuturkan, berdasarkan Keputusan Muktamar, PBNU bukanlah kompetitor dalam kontestasi Pilpres 2024. Gus Yahya kembali menekankan, tidak ada capres atas nama NU.

Menurut dia, jika ingin mendapatkan suara NU, yang perlu diyakinkan adalah masyarakat, bukan PBNU. Selama ini, dia melihat hanya klaim orang saja yang mengaku sebagai NU.

“Mereka harus menyakinkan rakyat, warga, bukan kami PBNU. Apa yang menjadi kepentingan warga, itu yang perlu mereka perhatikan,” pungkasnya.

Pidato Cak Imin

Sementara itu, dalam pidatonya Cak Imin mengatakan PKB mewarisi ajaran NU, dan keputusan memasangkan dirinya dengan Anies di Pilpres 2024 sesuai dengan ajaran NU.

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya. (Foto: Ist/Dok PBNU)

Lalu, dia mengatakan bahwa PKB tekag bergabung ke dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) mendukung Anies Baswedan. Berarti, PKB telah keluar dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dibentuk bersama Partai Gerindra.

“Ketika Bang Surya Paloh (Ketua Umum Partai Nasdem) mengajak salaman, bismillah saya mau. Saya menyatakan siap bergabung dengan KPP, karena sesuai dengan ajaran NU koalisi itu,” kata Cak Imin di arena deklarasi Hotel Majapahit, Surabaya, Sabtu (2/9).

Dia menjelaskan, nilai-nilai yang diusung KPP sejalan dengan yang diwariskan oleh NU. Dia mengutip doktrin NU yani ‘al-muhafadhotu ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah’, artinya kurang lebih, ‘memelihara yang lama yang masih baik dan mengambil yang baru yang lebih baik’.