Demokrasi memberikan kesempatan pilihan kepada seluruh warga negara bangsa untuk mempergunakan hak-hak politiknya memilih calon pemimpin yang dianggap tepat, yang dianggap sesuai dengan akal pikiran dan hati nuraninya untuk kepentingan membangun bangsa.
“Ini sebagai ketua umum Partai NasDem yang pertama sekali mendeklarasikan calon presiden yang bernama Anies Baswedan, secara subjektif maupun objektif saya menginginkan hasil yang paling optimal dari seluruh proses pencalonan yang tidak hanya berhenti sekadar pencalonan, tapi juga sebuah akhir pencalonan yang akan terwujud sebagai calon yang terpilih menjadi pemimpin negeri,” tuturnya.
Sesuai dengan apa yang diamanatkan oleh konstitusi, calon presiden harus memiliki pendamping yaitu calon wakil presiden.
Paloh berujar, dengan berbagai referensi perjalanan dan pengalaman yang dialaminya di dalam institusi dunia perpolitikan di negeri ini, dia melihat, mengendus, memikirkan, dan mengkaji apa yang paling tepat dalam situasi tantangan saat ini dan ke depan.
Seorang wakil presiden yang dia anggap mempunyai kelebihan yang saling mengisi satu sama lain dengan calon presiden yang sudah dimiliki oleh koalisi perubahan.Â
Paloh mengaku kenal dekat dengan Anies dan Cak Imin dalam kurun waktu perjalanan yang cukup panjang.
Dua orang itu disebutnya mempunyai kelebihan masing-masing. Anies Baswedan adalah seorang cendekiawan, seorang intelektual. Yang dia anggap dan yakini akan banyak memberikan suatu suasana kepemimpinan baru di negeri ini.
“Saya juga mengenal seorang Muhaimin Iskandar, sebagai seorang organisatoris, juga mempunyai kelebihan yang tidak kalah samanya dengan Anies Baswedan. Maka kedua pasangan ini adalah bagaikan botol dan tutup botol,” katanya. (RA)
Tinggalkan Balasan