ERANASIONAL.COM – Pekerjaan sebagai Ojek Online ini sudah menjadi daya tarik sendiri bagi berbagai lapisan masyarakat, khususnya masyarakat yang cenderung memiliki keterbatasan ekonomi ke bawah yang pendapatannya tidak pasti. Oleh karena itu untuk pendapatan dari ojek online sangatlah miris dimasa Pandemi Covid-19.
Kebanyakan masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah pun akhirnya memilih jalan cepat dan jalan yang lebih pasti dalam memenuhi kehidupan sehari–hari. Profesi sebagai seorang Ojek Online seakan sangat menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan anak dan istri di rumah. Susah payah pun dilakukan agar semua kebutuhan terpenuhi, walaupun belum tentu memikirkan kebutuhan untuk beberapa hari nanti.
Dengan adanya pandemi global yang mengancam kesehatan nasional ini, menjadi suatu hal yang sangat berdampak pada pendapatan pekerjaan yang tidak pasti seperti seorang Ojek Online.
Zainal seorang pengemudi ojek online pendapatannya tidak menentu selama pandemi covid-19 ini bahkan kadang sama sekali tidak dapat penumpang.
“Pendapatan saya selama pandemi tidak menentu, apalagi waktu pertama diterapkannya PSBB yang dimana ojek online tidak boleh mengangkut penumpang hanya boleh menerima pesanan makanan saja”. Kata Zainal.
Meskipun sudah masuk era new normal tetap saja penghasilannya sebagai ojek online masih tidak menentu dikarenakan Covid-19 yang masih meningkat angka positifnya.
“Yah meskipun sudah era new normal tapi tetap saja masih tidak menentu”. Tambah Zainal
Covid–19 yang lebih dikenal dengan sebutan virus Corona, merupakan sebuah virus yang menginfeksi sebuah sistem pernapasan pada manusia. Tak kenal usia, bayi, anak muda maupun lansia dapat terjaring virus ini dengan mudahnya. Gejala yang biasanya bermunculan berupa sebuah gejala flu, demam, sesak napas dan batuk berdahak dan juga nyeri di dada. Gejala ini cenderung muncul dari 2 hari sampai 14 hari kita terjaring oleh virus Corona.
Dengan diumumkannya sebuah ancaman kesehatan global ini, diberlakukannya berbagai upaya agar terputusnya sebuah jaring tersebarnya virus Corona. Pemerintah dengan tegas memberlakukan sistem work from home atau WFH selama dua minggu (pada umumnya), khususnya bagi pekerja kantoran yang berada di area zona merah atau area terinfeksi, seperti ibu kota Jakarta. Kebijakan ini pun diberlakukan juga kepada berbagai lapisan pelajar agar melakukan study from home sampai waktu yang ditentukan. Hal ini merupakan upaya yang sangat positif guna menghilangkan jaring persebaran virus Corona.
Untuk menghindari dan menjaga penularan Covid-19 ini antara lain berkerja jarak jauh . Dengan kata lain, suatu keadaan dimana pekerja atau karyawan dapat melakukan pekerjaannya dari rumah dengan jam kerja yang diberikan lebih fleksibel. Hal seperti work from home sebenarnya juga sudah tidak asing bagi seorang freelancer. Hal ini lebih dikenal dengan istilah remote working.
Yang diartikan sebagai jaga jarak fisik merupakan konsep yang digunakan WHO dalam mengatasi pandemi global ini. Berbeda hal nya dengan social distancing yang berarti menjaga kebutuhan bersosial. Langkah ini disebut sebagai langkah yang tepat oleh para ahli dalam mengatasi kekacauan yang sedang terjadi.
Para ahli dari berbagai belahan dunia sangat menyarankan untuk tetap menjaga jarak, memakai masker, namun tetap bersosialisasi dengan alternatif lainnya, seperti menggunakan telfon genggam, alat komunikasi elektronik, platform video call, platform chatting, media sosial dan berbagai macam hal lainnya yang tidak mengharuskan seseorang untuk bertemu secara langsung.
Transportasi berbasis online mendapatkan kelonggaran untuk tetap beroperasi, selama pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mulai berlangsung. Meski diperbolehkan untuk mengangkut penumpang, tetapi operasional ojek online tetap wajib mematuhi protokol Kesehatan Covid-19. Bagi penumpang, ada beberapa tips aman saat menggunakan transportasi online kendaraan roda dua ini. Selain menggunakan masker dan selalu membawa hand sanitizer ada hal yang perlu diperhatikan penumpang Ojek Online.
Penulis : Sultan Farezky ( Mahasiswa LSPR Business and Communication Institute )
Editor : Riko Sendra S.Kom
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan