Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyebut Menteri Agama Yaqut Cholil Usma (Gus Yaqut) sebagai buzzer. (Foto: Ist)

JAKARTA, Eranasional.com – Ketegangan terjadi antara Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Usma (Gus Yaqut) dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Persoalannya yaitu kriteria capres yang jangan didukung.

Ketegangan berawal ketika Gus Yaqut berpidato di acara doa bersama Wahana Nagara Rahaja di Hotel Alia, Solo, Jumat (29/9) lalu. Acara itu diikuti oleh umat Buddha.

Saat itu Yaqut mengingatkan agar saat memilih pemimpin negara tidak boleh asal-asalan. Dia mengajak masyarakat memilih pemimpin yang tidak hanya pandai dalam berbicara dan bermulut manis.

“Oleh karena itu bapak ibu sekalian, saya berharap nanti bapak ibu dalam memilih pemimpin negeri ini untuk 2024-2029 benar-benar dilihat rekam jejaknya. Jangan karena bicaranya enak, mulutnya manis, wajahnya ganteng itu yang dipilih. Jangan asal begitu, harus dilihat track record-nya,” kata Gus Yaqut.

Lebih spesifik lagi Ketua Umum GP Ansor tersebut mengingatkan agar tidak memilih pemimpin yang menggunakan agama sebagai kepentingan politik. Ia lalu mengungkit Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 dan Pilpres 2019 yang menggunakan agama untuk kepentingan politik.

“Kita masih ingat, kita punya sejarah yang tidak baik dengan menggunakan agama demi kepentingan politik ketika Pilgub DKI Jakarta, kemudian dua pilpres terakhir. Agama digunakan sebagai alat untuk mencapai kepentingan kekuasaan,” ujar Yaqut.

Seperti diketahui, pada Pilgub DKI 2017 Anies Baswedan terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Saat itu nuansa politik identitas dan SARA sangat terasa.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyebut Menteri Agama Yaqut Cholil Usma (Gus Yaqut) sebagai buzzer. (Foto: Ist)

Rupanya, pernyataan Yaqut agar tidak memilih capres yang mempunyai rekam jejak politisasi agama menuai reaksi keras dari PKB.

Bakal cawapres Koalisi Perubahan, Cak Imin, menyebut pernyataan Yaqut seperti buzzer. Meski demikian, dia tidak menjelaskan lebih lanjut terkait ucapannya itu.

“Ah itu omongan buzzer,” kata Cak Imin sambal tertawa saat hadir di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (1/10).

Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan PKB telah menyiapkan langkah-langkah untuk mendisplinkan Yaqut. PKB meminta Yaqut menjaga ucapannya. Untuk diketahui, Gus Yaqut adalah kader PKB.

“Kalau posisinya sebagai menteri, presiden yang akan mengevaluasi. Kalau sebagai kader PKB, kami tentu sudah menyiapkan langkah-langkah pendisplinan,” kata Jazilul, Minggu (1/10).

“Hati-hati menjaga mulutnya. Karena dia pejabat publik, dia digaji oleh pajak negara untuk membuat suasana harmoni, bukan untuk mengeluarkan statement yang enggak perlu. Rakyat itu lebih paham,” sambungnya.

Jazilul pun menyinggung posisi Yaqut sebagai Menag yang dinilainya telah mengumbar hoaks. Menurut dia, seharusnya Yaqut bertanggung jawab menjaga kerukunan umat beragama.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyebut Menteri Agama Yaqut Cholil Usma (Gus Yaqut) sebagai buzzer. (Foto: Ist)

“Padahal Bapak Presiden sudah bolak-balik bilang, jaga persatuan, jangan ada politik pecah belah, jangan bikin hoaks. Ini hoaks kok dari negara, dari Menteri Agama. Itu tidak pantas, biar masyarakat yang menilai,” ujar Jazilul.

Dia menegaskan, PKB telah mengusung Anies-Cak Imin sebagai capres dan cawapres di Pilpres 2024. Menurutnya, apabila ada kader yang tidak satu suara dengan pengusungan ini akan dikenakan disiplin organisasi.

“Kami sudah mendeklarasikan pasangan AMIN (Anies-Muhaimin), dan semua pengurus, konstituen, partisan PKB sudah mendukung AMIN. Itu bukti ketaatan kepada organisasi. Yang tidak setuju dengan itu berarti menyimpang dari keputusan organisasi, dan pasti akan menerima disiplin organisasi,” ucapnya.

GP Ansor Bela Gus Yaqut

Wakil Sekjen Pimpinan Pusat GP Ansor Wibowo Prasetyo menilai pernyataan Menag Gus Yaqut justru sangat positif dan edukatif. Dia pun heran dengan respon PKB, padahal gus Yaqut tidak menyebutkan nama atau sosok, melainkan kriteria.

“Justru pernyataan Menag Gus Yaqut memancing rakyat untuk lebih cerdas dalam memilih calon pemimpin bangsa,” kata Wibowo.

“Track record capres dan cawapres sangat penting, terutama rekam jejak dalam penggunaan agama sebagai alat politik. Sebagai Menteri Agama, Gus Yaqut harus menyampaikan hal itu ke publik sebagai pendidikan politik,” lanjutnya.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyebut Menteri Agama Yaqut Cholil Usma (Gus Yaqut) sebagai buzzer. (Foto: Ist)

Justru, dia melihat respon PKB terhadap pernyataan Gus Yaqut yang mengancam akan memberikan sanksi disiplin organisasi, sebagai bentuk arogansi.

“Soal kedisplinan, saya kira mereka terlalu reaktif dan arogan. Faktanya, Gus Yaqut sama sekali tidak menyebut nama dalam pernyataannya. Hanya menyebutkan kriteria, dan itu wajar, bahkan perlu untuk pendidikan politik kepada masyarakat,” pungkasnya.

Bahkan, Kadensus 99 PP GP Ansor Nuruzzaman menyebut Cak Imin dan Jazilul baperan. Dia pun menyarankan keduanya berhenti saja dari politisi kalau masih baperan.

“Mereka berdua juga dapat gaji dari uang rakyat loh. Tugas mereka bukan mem-framing pernyataan Menag, tapi harus mendukung pernyataannya,” imbuhnya.