Melalui acara tersebut, diharapkan batik sebagai warisan budaya indonesia semakin digemari, dikreasikan, dan dikenakan sehingga tetap lestari.
Sementara itu Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto juga mengungkapkan bahwa batik merupakan intangible heritage dari Indonesia dan telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia.
“Untuk itu tentu harus kita jaga, rawat, dan lestarikan bersama. BRI sebagai bank dengan core business UMKM terus berupaya mewujudkan peran nyata dukungan ke pelaku usaha kreatif,” ungkapnya.
Selama ini, BRI fokus pada penyaluran pembiayaan di segmen UMKM, khususnya segmen Mikro dan membangun pembiayaan berkelanjutan melalui pemberdayaan dan metode UMKM Naik Kelas.
BRI memiliki berbagai program pemberdayaan, salah satunya adalah program klasterku hidupku yang saat ini BRI telah memberdayakan 17.418 klaster usaha di seluruh Indonesia, dan klaster-klaster ini setidaknya telah mendapatkan 1.155 pelatihan dan literasi serta 372 bantuan sarana prasarana produktif. Dan selanjutnya program Rumah BUMN. BRI telah memiliki 54 Rumah BUMN, yang menaungi lebih dari 400 ribu pelaku UMKM dan telah melaksanakan lebih dari 10 ribu pelatihan. Program pemberdayaan tersebut termasuk klaster pengrajin batik yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.
Sebagai informasi, hingga akhir Triwulan II 2023 BRI berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan senilai Rp1.202,13 triliun dengan penopang utama pertumbuhan yakni pada segmen mikro yang tumbuh 11,41% yoy.
Penyaluran kredit mikro yang tumbuh double digit membuat proporsi kredit UMKM BRI juga terus meningkat. Hal tersebut menjadikan yang pertama kalinya kredit UMKM BRI menembus di atas Rp1.000 triliun, dan BRI berkomitmen untuk terus meningkatkan porsi kredit UMKM mencapai 85% di tahun 2024.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan