Ketiga pihak tersebut dinilai rentan karena strategi propaganda paham radikal terorisme berganti, dari awalnya menggunakan pendekatan keras secara langsung, kini menjadi pendekatan lunak di berbagai platform media daring.
Kasus nol serangan teroris pada 2023, tambahnya, tidak bisa dijadikan landasan untuk mengatakan bahwa Indonesia sudah aman dari ancaman berbagai kelompok radikal terorisme.
Kelompok remaja, perempuan, dan anak-anak sangat mudah dipengaruhi dengan menggunakan narasi yang dibalut dengan ajaran keagamaan.
“Mereka (kelompok radikal terorisme) menggunakan tokoh-tokoh agama primordial untuk menyebar propaganda. Tokoh-tokoh ini efektif menciptakan rasa percaya pada masyarakat, sehingga paham yang diyakininya dianggap benar,” ucap Rycko.
Dalam menyambut Pemilu 2024, yang tinggal sepekan lagi, Rycko pun menyatakan perlunya kolaborasi antara Duta Damai dan FKPT bersama BNPT untuk membuat kampanye tentang pemilu damai dan antikekerasan.
“Jangan berhenti berinovasi dalam menyuarakan narasi perdamaian dan kasih sayang sebagai penangkal ideologi radikal terorisme,” ujar mantan kepala Polda Jawa Tengah dan Sumatera Utara itu.
Tinggalkan Balasan