Jakarta, ERANASIONAL.COM – Raja Charles III menjalani pengobatan untuk penyakit kanker yang tidak dijelaskan secara spesifik. Pengumuman ini menimbulkan kekhawatiran baru terkait kesehatan keluarga kerajaan Inggris kurang dari satu setengah tahun setelah kematian Ratu Elizabeth II.

Dalam pernyataan yang dirilis Istana Buckingham pada Senin (5/2/2024) malam, raja berusia 75 tahun tersebut didiagnosa mengidap kanker setelah menjalani perawatan di rumah sakit pada Januari karena pembesaran prostat. Namun, tidak disampaikan jenis kanker apa yang ditemukan kecuali mengesampingkan penyakit tersebut berhubungan dengan kondisi prostat sang raja.

“Raja berterima kasih kepada tim medisnya atas intervensi cepat, yang dimungkinkan berkat prosedur rumah sakit baru-baru ini,” ungkap Istana Buckingham.

“Raja tetap bersikap optimis mengenai perawatannya dan berharap dapat kembali menjalani tugas publik sesegera mungkin,” lanjutnya.

Meskipun pihak istana mengatakan Raja Charles akan segera melanjutkan “urusan negara dan urusan resmi”, pihak istana mengatakan pihak dokter menyarankan sang raja untuk menunda tugas publik. Perdana Menteri Rishi Sunak memimpin para pemimpin politik dari seluruh Inggris dalam mendoakan kesembuhan raja.

Presiden AS Joe Biden juga menyatakan keprihatinannya atas kondisi Raja Charles. Dia mengatakan akan menghubungi raja, yang terakhir dia temui di Inggris pada Juli.

Keluarga kerajaan sedang dilanda masalah kesehatan dalam beberapa pekan terakhir. Selain pengobatan kanker Raja Charles, Putri Catherine (42 tahun), istri Pangeran William, menjalani operasi bulan lalu karena kondisi perutnya yang tidak diungkap penyebabnya. William dan Catherine dikaruniai tiga orang anak dalam pernikahan mereka, yaitu George, Charlotte, dan Louis.

Raja Charles tetap menjadi kepala negara dari 14 negara Persemakmuran lainnya, termasuk Australia, Kanada, dan Selandia Baru. Menurut laporan surat kabar Inggris, Charles dan Ratu Camilla berencana berkunjung ke Australia dan Selandia Baru. Keduanya juga dijadwalkan menghadiri pertemuan Kepala Pemerintahan Persemakmuran di Samoa pada Oktober.

Adik laki-laki William, Pangeran Harry, telah berbicara dengan raja tentang diagnosis tersebut. Menurut Press Association, mengutip sumber, dia akan melakukan perjalanan ke Inggris dari California untuk menemui ayahnya dalam beberapa hari mendatang.

Pertemuan Harry dan Charles akan diamati seksama untuk mengetahui apakah kekhawatiran terkait kesehatan raja akan membantu meredakan perseteruan antara William dan Harry. Sebelumnya, Harry memutuskan mundur dari tugas kerajaan resmi dan pindah ke AS.

Charles naik takhta setelah kematian ibunya pada September 2022. Dia menunggu selama tujuh dekade untuk menjadi raja. Charles secara resmi dinobatkan pada Mei dalam sebuah kebaktian di Westminster Abbey.

Raja Charles terakhir kali muncul di depan umum di luar kebaktian gereja di Sandringham di Norfolk pada Minggu (4/1). Meskipun dia akan menghentikan kegiatan publiknya, raja akan tetap menjalankan peran konstitusionalnya sebagai kepala negara dan panglima angkatan bersenjata.

“Saya tahu seluruh negeri akan mendoakannya dengan baik,” kata Sunak di Twitter.

Ketua DPR Lindsay Hoyle dan pemimpin oposisi Keir Starmer termasuk di antara mereka yang mendoakan agar raja segera pulih.

Istana Buckingham mengatakan raja memilih untuk mengumumkan diagnosisnya guna mencegah spekulasi. Dia juga berharap dapat meningkatkan pengertian publik bagi orang-orang yang terkena kankor. Pihak istana sebelumnya mengatakan Charles memberi tahu publik tentang diagnosis prostatnya untuk mendorong agar kaum pria memeriksakan diri.