Jakarta, ERANASIONAL.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kembali mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menunda serangan ke kota Rafah di Gaza selatan tanpa rencana untuk melindungi warga sipil. Hal ini merupakan upaya terbaru AS untuk mencegah terjadinya bencana kemanusiaan ketika Israel bersiap-siap untuk melakukan serangan.

Dalam sebuah panggilan telepon pada Kamis, Biden “menegaskan kembali pandangannya bahwa operasi militer tidak boleh dilanjutkan tanpa rencana yang kredibel dan dapat dieksekusi untuk memastikan keamanan dan dukungan bagi warga sipil di Rafah,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

AS, negara-negara Eropa, dan Arab telah menyatakan keprihatinannya tentang operasi yang tertunda tersebut, memperingatkan bahwa ratusan ribu orang Palestina yang melarikan diri dari pemboman Israel di Jalur Gaza utara akan terjebak.

Pada saat yang sama, para pejabat pemerintahan Biden semakin frustrasi dengan pemerintahan Netanyahu dan cara pasukannya melakukan kampanye melawan Hamas sejak kelompok tersebut melakukan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober lalu.

Hamas, yang dicap sebagai organisasi teroris oleh AS dan Uni Eropa, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menangkap 240 orang lainnya dalam serangan tersebut. Kampanye militer Israel sebagai tanggapan telah menewaskan lebih dari 28.000 orang, kata pihak berwenang Palestina minggu ini.