Jakarta, ERANASIONAL.COM – Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengumumkan pengunduran dirinya kemarin, Senin (26/2/2024). Amerika Serikat (AS) akhirnya buka suara terkait pengunduran diri tersebut.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller mengatakan, negaranya menyambut baik reformasi yang dilakukan otoritas Palestina di tengah perang yang melanda negara tersebut.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebutkan, telah mendorong Otoritas Palestina untuk mengambil langkah-langkah tersebut. Hal ini ia ungkap selama berbincang bersama Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

“Kami pikir langkah-langkah tersebut positif. Kami berpikir ini adalah langkah penting untuk mencapai penyatuan kembali Gaza dan Tepi Barat di bawah Otoritas Palestina,” kata Miller, dilansir dari AFP, Selasa, 27 Februari 2024.

Namun, Miller enggan berkomentar langsung mengenai pengunduran diri Shtayyeh. Menurutnya, hal tersebut adalah masalah internal Palestina.

Shtayyeh mengatakan telah menyerahkan surat pengunduran dirinya ke Presiden Mahmoud Abbas. Tak lama setelah itu, ia memaparkan “peperangan, genosida, hingga kelaparan di Jalur Gaza” dalam pengumuman pengunduran dirinya tersebut.

Dia mencatat ada upaya menjadikan “Otoritas Palestina sebagai administratif dan keamanan tanpa pengaruh politik.”

“Dan otoritas Palestina akan terus berjuang mewujudkan negara di tanah Palestina meskipun ada pendudukan (Israel),” ucap Shtayyeh.

Sejak 7 Oktober 2023, Palestina digempur Israel setelah Hamas melakukan penyerangan ke sana. Wilayah Gaza luluh lantak dalam serangan yang terus meluas hingga kini.

Sementara itu, jumlah korban tewas dari sisi Palestina terus bertambah, sudah hampir 30 ribu jiwa hingga saat ini. Sebanyak 70 persen korban tewas merupakan anak-anak dan perempuan.