Jakarta, ERANASIONAL.COM – Timnas Anies-Muhaimin (AMIN) gandeng Ari Yusuf Amir, Hamdan Zoelva, dan Refly Harun sebagai tim hukum untuk menggugat hasil Pemilu 2024.

Ketiga nama tersebut, akan memimpin 1.000 advokat yang siap mengungkap dugaan kecurangan Pemilu secara terstruktur, sistematis, dan masif.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Timnas Anies-Muhaimin Iwan Tarigan dalam keterangannya, Jumat 15 maret 2024.

“Kami sudah menyiapkan tim hukum, tim hukum kami nanti akan menjadi motor utamanya adalah Ari Yusuf Amir, beliau adalah Ketua Hukum Tim Nasional AMIN, dibantu oleh wakil ketua Hamdan Zoelva, beliau bekas ketua MK dan juga Bapak Refly Harun,” jelas Iwan.

“Ketiganya didukung total oleh tim hukum Anies yang beranggotakan 1.000 orang pengacara,”sambungnya.

Saat ini kata Iwan, tim hukum dari Timnas Anies-Muhaimin sudah memiliki bukti yang cukup untuk mengungkap kecurangan Pemilu 2024.

“Kami sudah mengumpulkan bukti yang sangat cukup, bahkan lebih dari cukup, jadi kami sudah mengumpulkan bukti-buktinya tinggal menunggu waktu yang tepat untuk nanti kami ajukan sengketa Pemilu di Mahkamah Konstitusi,” beber Iwan.

Berdasarkan bukti yang dikantongi, Iwan menyatakan optimistis pihaknya bisa membuktikan kecurangan secara terstruktur, sistematis, dan massif yang terjadi di Pemilu 2024.

“Kami sangat optimis ya karena memang kita bisa melihat dan juga menonton film Dirty Vote, yang sampai saat ini tidak ada sanggahan dari pihak manapun bahwa kejadian itu tidak benar. Karena, di film Dirty Vote itu menceritakan bagaimana secara sistematis pemilu sudah diatur jauh-jauh hari sebelum tanggal 14 Februari 2024,” bebernya.

“Kita lihat bagaimana MK diubah dari batas usia 40 tahun menjadi 35 tahun, itu awalnya saja sudah mulai kelihatan, bahwa ada yang terstruktur dan sistematis, bagaimana seorang ketua MK itu bisa dijatuhi hukuman etik berat dan selanjutnya itu juga belum ada perubahan di PKPU tetapi KPU menerima pendaftaran Prabowo-Gibran,”sambungnya.

Bukan hanya itu, Iwan juga mencermati adanya upaya dari aparat pejabat daerah dan aparat hukum dalam menentukan pemimpin di Pilpres 2024.

“Yang paling mencolok bagaimana Bansos dan BLT digerakkan, ini terjadi bukan tanpa disengaja, semuanya itu sudah direncanakan dengan matang sehingga BLT dan Bansos itu bisa diturunkan pada bulan Februari sebesar Rp 600.000 ditambah dengan beras,” pungkasnya. (*)