Jajak pendapat menunjukkan persaingan ketat di Istanbul, kota berpenduduk 16 juta jiwa yang menggerakkan perekonomian Turki, di mana Imamoglu menghadapi tantangan dari kandidat AKP, Murat Kurum yang merupakan seorang mantan menteri.
Hasil pilkada kali ini kemungkinan besar akan dipengaruhi kondisi ekonomi Turki yang didorong inflasi yang meroket, bahkan hingga mendekati 70 persen. Pengaruh lain adalah para pemilih Kurdi dan Islam yang mempertimbangkan kinerja pemerintah serta harapan mereka terhadap perubahan politik.
Meski ‘hadiah utama’ bagi Erdogan adalah Istanbul, ia juga berupaya memenangkan kembali ibu kota Ankara. Kedua kota tersebut dimenangkan oposisi di tahun 2019, setelah berada di bawah kekuasaan AKP dan pendahulunya dari kelompok Islam selama 25 tahun.
Prospek Erdogan terbantu runtuhnya aliansi oposisi yang ia kalahkan tahun lalu, meski Imamoglu masih menarik pemilih di luar oposisi utamanya, Partai Rakyat Republik.
Para pemilih dari partai utama pro-Kurdi sangat penting bagi keberhasilan Imamoglu di tahun 2019. Partai DEM mereka kali ini mengajukan kandidatnya sendiri di Istanbul, namun banyak warga Kurdi diperkirakan akan mengesampingkan loyalitas partai dan memilihnya lagi.
Di wilayah tenggara yang mayoritas penduduknya Kurdi, DEM berupaya menegaskan kembali kekuatannya setelah negara bagian tersebut menggulingkan wali kota dari partai pro-Kurdi setelah pemilu sebelumnya atas dugaan hubungan dengan militan.
Salah satu faktor yang menghambat Erdogan adalah meningkatnya dukungan terhadap Partai Kesejahteraan Baru yang berhaluan Islam karena sikap garis kerasnya terhadap Israel terkait konflik Gaza dan ketidakpuasan terhadap cara AKP dalam menangani perekonomian negara.
Tinggalkan Balasan