Jakarta, ERANASIONAL.COM – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyita tanah seluas 2.597 meter persegi yang terletak Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

Tanah tersebut milik mantan Kepala Kantor Bea Cukai Makassar Andhi Pramono (AP).

Penyitaan aset tersebut berkaitan dengan penanganan kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang menjerat Andhi Pramono.

Hal ini disampaikan Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri, dalam keterangnnya, Senin 1 April 2024.

“Dalam upaya mengungkap dan menelusuri aliran uang dari tersangka AP yang kemudian digunakan untuk mengaburkan asal usul penerimaannya, tim penyidik kembali menemukan aset bernilai ekonomis lainnya berupa tanah dengan luas 2.597 meter persegi yang terletak di Desa Kenten Laut, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan,” kata Ali dikutip dari Kompas TV.

“Selanjutnya, dilakukan penyitaan dan pemasangan papan pengumuman sita di lokasi tersebut,” sambungnya.

Kata Ali kini KPK sedang mencari bukti-bukti dan aset-aset lainnya milik Adhi Pramono.

Hal itu untuk melengkapi berkas penyidikan dugaan perkara TPPU terhadap Andhi Pramono.

Diberitakan sebelumnya Andhi Pramono divonis dengan pidana penjara selama 10 tahun dalam kasus penerimaan gratifikasi di lingkungan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan.

Putusan tersebut dibacakan oleh majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, Senin 1 April 2024.

“Menjatuhkan pidana oleh karena itu terhadap terdakwa Andhi Pramono dengan pidana penjara selama 10 tahun,” kata Hakim Ketua Djuyamto dalam sidang pembacaan vonis, Senin 1 April 2024.

Selain pidana penjara, Andhi juga dijatuhi vonis denda Rp 1 miliar, dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan pidana kurungan selama enam bulan.

Pada perkara ini, Andhi Pramono terbukti menerima gratifikasi dengan total sejumlah Rp 58,9 miliar dari sejumlah pihak saat ia menjabat sejumlah posisi strategis di Ditjen Bea dan Cukai.

Jumlah tersebut terdiri atas mata uang rupiah maupun mata uang asing, yakni Rp 50.286.275.189,79, kemudian 264,500 dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp 3.800.871.000,00, serta 409,000 dolar Singapura atau setara dengan Rp 4.886.970.000,00.[]