Jakarta, ERANASIONAL.COM – Lebih dari 243 juta anak di seluruh Asia Timur dan Pasifik berisiko terkena penyakit yang berhubungan dengan panas dan kematian.

Diketahui kawasan ini sedang menghadapi musim panas dengan rekor panas tertinggi dalam beberapa bulan ke depan, demikian menurut UNICEF, yang bagian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Peringatan akan gelombang panas yang lebih intens dan sering terjadi pada musim panas ini sangat mengkhawatirkan di kawasan ini.

Tingkat kelembapan yang tinggi membuat tubuh lebih sulit untuk mendinginkan diri secara alami. Pada bagian lain, anak-anak kurang mampu mengatur suhu tubuh mereka dibandingkan orang dewasa.

Anak-anak paling rentan terhadap penyakit yang berhubungan dengan panas seperti kondisi pernapasan kronis, asma, dan penyakit kardiovaskular, menurut United Nations Children’s Fund.

“Anak-anak lebih rentan dibandingkan orang dewasa terhadap dampak perubahan iklim, dan panas yang berlebihan merupakan ancaman yang berpotensi mematikan bagi mereka,” Debora Comini, direktur Unicef untuk Asia Timur dan Pasifik, mengatakan, dikutip, Minggu (14/4/2024).

“Kita harus waspada pada musim panas ini untuk melindungi anak-anak dan masyarakat yang rentan dari gelombang panas yang semakin parah dan guncangan iklim lainnya.”

Peringatan Unicef ini muncul di tengah laporan bahwa periode Maret merupakan bulan ke-10 berturut-turut yang memecahkan rekor panas, dengan populasi di sebagian besar belahan bumi utara dan selatan mengalami suhu yang melebihi target iklim.

Di Asia Tenggara, kekhawatiran terhadap gelombang panas ekstrem telah mendorong pihak berwenang untuk mengeluarkan imbauan atau mengambil tindakan.

Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand mendesak masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap sengatan panas, setelah dua kematian dilaporkan minggu ini.

Filipina menangguhkan kelas tatap muka di beberapa kota minggu lalu dan beralih ke pembelajaran jarak jauh karena cuaca panas.