Jakarta, ERANASIONAL.COM – Pecahan virus flu burung telah ditemukan di sekitar seperlima sampel susu komersial yang diuji dalam sebuah penelitian yang mewakili secara nasional di Amerika Serikat, demikian menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA).

Meskipun keberadaan jejak virus dalam susu tidak selalu mengindikasikan adanya risiko bagi konsumen, tes lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi apakah patogen yang utuh ada dan tetap menular, FDA mengatakan dalam sebuah pernyataan di situs webnya. Hal itu akan menentukan

“apakah ada risiko penyakit yang terkait dengan mengonsumsi produk tersebut,” tambahnya.

Hasil studi awal ini memberikan indikasi yang jelas tentang seberapa cepat virus yang telah membunuh jutaan unggas di seluruh dunia menyebar di antara sapi-sapi perah AS, sehingga menimbulkan masalah kesehatan dan ketahanan pangan sekaligus menakutkan pasar.

FDA mengatakan bahwa terdapat proporsi yang lebih tinggi dari hasil tes positif yang berasal dari susu di daerah-daerah yang ternaknya terinfeksi. Departemen Pertanian AS telah mengonfirmasi 33 peternakan yang terinfeksi di delapan negara bagian termasuk Texas, Kansas, Michigan dan Ohio.

Pada Rabu, USDA menerapkan pengujian wajib terhadap sapi-sapi perah yang bergerak melintasi perbatasan negara bagian sebagai bagian dari upaya untuk memahami tingkat wabah dan mengendalikan virus.

Pihak berwenang telah menegaskan kembali bahwa risiko terhadap manusia tetap rendah. Sejauh tahun ini, AS hanya mengidentifikasi satu orang yang telah terinfeksi–dan tidak ada penularan dari manusia ke manusia. Orang tersebut, yang melakukan kontak langsung dengan sapi yang terkontaminasi, hanya mengalami gejala ringan dan diobati dengan Tamiflu.

“Hingga saat ini, penelitian terhadap susu ritel tidak menunjukkan hasil yang akan mengubah penilaian kami bahwa pasokan susu komersial aman,” kata FDA.